Sabtu, 29 Oktober 2011

Adakah yang Lebih Damai dari Menyendiri Bersama Allah

oleh Sulaiman Gayo pada 14 September 2011 jam 23:09
 
Rasulullah Shallallahu ’alaihi wasallam bersabda :
Allah ’Azza wa Jalla akan turun ke langit dunia setiap malam ketika sepertiga malam yang terakhir seraya berfirman : ”Siapa yang berdoa kepada-Ku, maka Aku akan menerima permintaannya dan siapa yang meminta keampunan dari-Ku maka Aku akan mengampuninya. (HR. Bukhari dan Muslim)

 Hanya Allah Sebaik-Baik Tempat Mengadu

Di Thaif yang tiba-tiba ramai, orang-orang berhamburan keluar. Mengusir sosok mulia yang datang dengan niat mulia. Rasulullah yang khusus datang ke tempat itu untuk menyampaikan ajaran Islam, justru disambut dengan lemparan batu, cacian dan dikejar-kejar layaknya seorang pesakitan.
Sahabat Zaid bin Haritsah RA sudah berusaha sekuat tenaga melindungi tubuh Rasulullah dari lemparan batu. Tapi iapun kewalahan, hingga ia sendiri mengalami luka di kepalanya. Maka Rasulullahpun terluka. Tidak saja fisiknya, tapi juga hatinya.
Darah Rasulullah, sosok manusia paling agung itu mengalir, menyela butir-butir pasir tanah Thaif yang gersang. Rasulullah berlari sambil terseok-seok menghindari lemparan batu yang terus mengejarnya hingga ia berindung ke sebuah kebun milik Uqbah bin Rabi’ah. Dalam kondisi payah itu, sambil menahan sakit, ia bermunajat kepada Allah, mengadukan segala yang ia terima dari orang-orang yang tak mengerti itu.
“Ya Allah, kepada-Mu aku mengadukan kelemahanku, kurangnya kesanggupanku, dan kerendahan diriku berhadapan dengan manusia. Wahai Dzat Yang maha Pengasih lagi Maha Penyayang. Engkaulah pelindung bagi si lemah, dan Engkau jualah pelindungku. Kepada siapakah diriku hendak Engkau serahkan? Kepada orang jauh yang berwajah suram terhadapku ataukah kepada musuh yang akan menguasai diriku? Jika Engkau tidak murka kepadaku, maka semua itu tak kuhiraukan, karena sungguh besar nikmat yang Engkau limpahkan kepadaku.”
Rasulullah SAW adalah manusia yang memiliki kualitas moral paling baik sepanjang zaman. Namun di hamparan tanah Thaif, Rasulullah SAW mengalami kejadian yang sangat menyesakkan dada. Itulah alur hidup dan jalan perjuangan yang harus dilaluinya.
Tetapi yang harus dicatat, dalam suasana yang sangat pahit seperti itu, Rasulullah mengajarkan betapa masih ada tempat mengadu yang segar disaat yang lain menyakitkan. Tempat mengadu yang lapang di saat yang lain sempit, yang berkenan mendengar disaat yang lain menutup mata dan menyumbat telinga. Tempat mengadu itu adalah Allah SWT.
Maka untaian pengaduan Rasulullah SAW dalam munajat itu tidak saja deklarasi kebergantungan kepada Allah,  tapi juga pencarian jawaban akan rasa tentram dari keseluruhan peristiwa yang sangat menyakitkan. Karenanya di akhir do’a itu Rasulullah SAW menegaskan, bahwa jika Allah tidak murka, maka semua kepahitan itu tak akan ia hiraukan. Inilah yang dimaksud jawaban ketentraman di balik kepahitan itu.
Karenanya, di satu sisi Rasulullah memang mengajarkan betapa setiap kita sangat perlu kepada Allah. Betapa setiap kita perlu bermunajat kepada Allah. Betapa setiap kita sangat membutuhkan saat-saat untuk mengadu kepada Allah, menyampaikan segala beban-beban hidup yang berat. Tetapi di sisi lain Rasulullah juga mengajarkan betapa munajat sangat kita perlukan sebagai tempat untuk kita memohon kepada Allah agar kesulitan yang kita hadapi bukan merupakan murkaNya. Bahkan dalam urusan yang menyenangkanpun, kita harus bermunajat kepada Allah, memohon agar kesenangan itu bukan bentuk lain dari cara Allah ’mengasih hati’  untuk kemudian berubah menjadi awal dari malapetaka kehidupan.
Setiap mukmin harus meyakini bahwa dirinya tidak lepas dari rasa bergantung kepada Allah. Tidak ada tempat mengadu yang lebih baik dari Allah SWT. Ia Maha Mendengar keluh kesah hambaNya. Maha Melihat kesusahan dan kesenangan hambaNya. Kepercayaan ini pula yang diajarkan Rasulullah ketika ia hendak kembali lagi ke Mekkah, setelah di Thaif diperlakukan semena-mena.
Zaid yang menemaninya ketika itu bertanya ”bagaimana engkau hendak pulang ke Mekkah, sedangkan penduduknya telah mengusirmu dari sana?” dengan tenang dan  mantap Rasul menjawab pertanyaan Zaid, ”Wahai Zaid, sesungguhnya Allah akan menolong agama-Nya dan membela nabi-Nya.” (Sirah Ibu Hisyam)
Begitulah, meski dalam hadist lain disebutkan bahwa peristiwa Thaif di mata Rasulullah jauh lebih berat daripada peristiwa Uhud, namun Rasulullah tetap memupuk keyakinan, menanamkan semangat dan keyakinan bahwa bersama Allah, segala kesulitan akan punya jalan kemudahan.
Episode pengusiran dari Thaif yang dialami rasulullah juga mengisyaratkan pelajaran penting lainnya. Bahwa betapapun tingginya jiwa seseorang, ia takkan bisa terlepas dari fitrah dan kadar kemanusiaannya. Fitrah perasaan yang merasa senang, sedih, ingin pada ketenangan, menghindari kesulitan dan sebagainya. Merasa sakit bila mengalami penderitaan, merasa gembira bila keinginannya tercapai. Merasa sedih kala melewati peristiwa yang menyakitkan, merasa senang bila mengalami kemudahan.
Tetapi sekali lagi, itu semua justru dalam konteks yang tak jauh berbeda, bahwa setiap orang memerlukan sandaran hidup yang kokoh. Dan tidak ada tempat bersandar yang lebih kokoh dari Allah SWT. Sementara sesama manusia tidak akan ada yang bisa menjadi tempat mengadu yang sesungguhnya. Dalam istilah Ibnul Qayyim Rahimahullah, ”Orang bodoh adalah yang mengadukan Allah kepada manusia. Andaikan ia tahu siapa Robb-nya, tentu ia tak akan mengadukan-Nya kepada manusia, dan andaikan dia tahu siapa manusia, tentu dia tidak akan mengadu pada mereka.”
Mengadukan Allah pada manusia, artinya mengeluhkan segala permasalahan dan beban hidup yang diberikan Allah atas seseorang, pada sesama makhluk. Hal itu tak akan terjadi bagi orang yang mengerti siapa Allah dan siapa manusia. Sebagian dari salafusshalih mengatakan ”Demi Allah, mengapa engkau mengadukan Yang Mengasihimu kepada siapa yang tidak mengasihimu?”
Selanjutnya menurut Ibnul Qayyim, ada tiga tingkatan yang terkait dengan masalah pengaduan. Pengaduan yang paling buruk ialah mengadukan Allah kepada makhluk-Nya. Yang paling tinggi ialah mengadukan diri sendiri kepada Allah. Dan yang pertengahan ialah mengadukan makhluk kepada Allah.
Allah memiliki salah satu sifat yang disebut Ash Shamad, atau tempat memohon pertolongan. Dalam Al Qur’an, kata Ash Shamad hanya ditemukan dalam satu ayat dari ayat kedua surat Al Ikhlas yang berbunyi, ”Allahu Ash Shamad”. Menurut Ibnu Abbas, kandungan makna Ash Shamad itu adalah sesuatu yang telah sempurna kemuliaannya, yang agung dan mencapai puncak keagungannya, yang kaya dan tidak ada yang melebihi kekayaannya, yang perkasa dan sempurna keperkasaannya, yang mengetahui dan sempurna pengetahuannya, yang bijaksana dan tiada cacat dalam kebijaksanaannya. Itulah Allah SWT.
Sifat Ash Shamad artinya hanya Allah satu-satunya tumpuan harapan, segala kebutuhan dalam wujud ini tidak tertuju kecuali kepada-Nya. Dan yang membutuhkan sesuatu tidak boleh mengajukan permohonan kepada selain-Nya. Sebagaimana dalam sebuah hadits shahih disebutkan Rasulullah SAW mengajarkan Ibnu Abbas, ”Jika engkau meminta maka mintalah kepada Allah dan jika engkau membutuhkan pertolongan maka mintalah pertolongan kepada Allah.”  Allah SWT berfirman, ”Apa saja nikmat yang ada pada kamu, maka dari Allah(lah) datangnya, dan bila kamu ditimpa kemudharatan maka hanya kepada-Nyalah kamu meminta pertolongan.” (QS. An Nahl : 53)
Di dalam Al Qur’an Allah menjelaskan, bahwa orang-orang yang enggan memohon kepada Allah adalah orang-orang yang sombong. Allah SWT berfirman ”Dan Tuhanmu berkata, memohonlah kepada-Ku, niscaya aku kabulkan. Sesungguhnya orang-orang yang sombong dari menyembahku, akan memasuki neraka secara hina.” (QS. Al Mu’min : 60)
Tak ada suasana paling indah, kecuali hadir dengan penuh ketundukan dan rasa kebergantungan yang dalam dihadapan Allah SWT. Terlebih di saat malam yang sunyi. Ketika dunia terlelap dalam diam.
Ditengah segala kesulitan hidup yang terus menumpuk, semestinya, seorang muslim punya saat-saat khusus untuk bermunajat kepada Allah di luar kewajiban rutinnya yang tetap. Dalam kesendirian, dalam suasana hening, dalam kesunyian dunia, kita bisa menyendiri mengadu kepada Allah, seluas-luasnya, sebebas-bebasnya, tanpa sedikitpun merasa tak didengarkan.


oleh Nindi Fatimah -- Dikutip dari Majalah tarbawi

KETIKA AL-QUR'AN MULAI BICARA

oleh Sulaiman Gayo pada 24 Juli 2011 jam 17:15

Waktu engkau masih kanak2,
Kau laksana kawan sejatiku..
Dengan wudu’, aku kau sentuh,
Aku kau junjung dan kau pelajari..

Aku engkau baca dgn suara lirih atau keras setiap hari..
Setelah selasai engkau menciumku mesra,
Sekarang engkau telah dewasa..
Nampaknya, kau tak sudah tak berminat lagi padaku..

Apakah aku bahan bacaan using yg tinggal sejarah.??
Menrtmu, mungkin aq bahan bacaan yg tdk menambah pengetahuan,
Atau, mnrtmu aq hnya bacaan  anak kecil yg bljr mengaji..
Sekarang aq trsimpan rapi sekali, Shg kau lupa dmn aq tersimpan..

Aq sudah kau anggap hnya sbg pengisi lemarimu,
Kadang kala aq djadikan mas kawin agr kau dianggap brtakwa..
Atau aq kau jadikan penangkal iblis dan syaiton,
Kini, aq lbh byk trsingkir..KESEPIAN, DIBIARKAN DALAM KESENDIRIAN..

Di dlm almari, didlm laci engkau pendamkan,
Dulu…pagi2 surahq engkau baca beberapa halaman..
Diwktu petang, aq baca bramai2 brsma teman2mu di Surau,,
Skrng, awal pagi sambil mnum susu kau baca surat kabar dahulu..
Wktu lpang, engkau baca buku karangan mnusia..sedangkan aq, yg berisi ayat2 dri ALLAH AZZAWAJALLA engkau abaikan dan lupalkan..

Wktu brangkat sekolah pun, kadang engkau baca pembuka surah q… BISMILLAH,,
Di dlm prjalanan, engkau lebih asyik menikmati musyik duniawi..
Tak ada kaset yg berisi ayat2 ALLAH yg trdpat did lm ponselmu..
Spanjang jln radiomu sllu trtuju kpd stasiun radio kesukaanmu, MENGASYIIIIKAN..

Dimeja bljrmu, tdk ada aq untuk kau baca sblm kau mulai bljr…
Komputermu pun kau putar music favoritmu..
Jrang  sekali kau putar ayat2 q..
Email temanmu, FB yg ada ayat2q kau abaikan,
Engkau trlalu sibuk dgn urusan duniawi..

Benarlah dugaan q, bahwa KAU SUDAH MELUPAKANKU..
Bila malam tiba kau tahan bersekang mata brjam2 di dpan televisi,
Didepan computer, brjam2 kau betah duduk, hnya sekedar MEMBACA BERITA MURAHAN DAN GAMBAR SAMPAH..!!

Wktu cpat berlalu, aq makin kusam, berdebu atau mungkin dmakan hama,
Seingat q hnya awal ramadhan engkau mbcanq kembli, itupun hnya beberaa lembar,
dgn suara dan lafaz yg tak semerdu dulu..

Engkau kini terbata2 membaca q..
Bila engkau di kubur sendirian, menunggu sampai kiamat tiba..
Engaku akan diperiksa para malaikat-NYA
Apakah TV, RADIO, FB, ATAU HIBURAN DPT MENOLONGMU...???

Yang psti ayat2 ALLAH SWT yg ada pada q yg menolongmu, itu JANJI TUHANmu…!!!!
Sekarng engkau begitu enteng membuang wktu..
Dan akhirnya kubur setia menungguu..
Jika aq engkau baca selalu dan engkau hayati, dikuburmu nanti aq datang sebagai peri yg cantik atau pemuda gagah  nan tampan g akan membelamu,,
dlm perjalanan kea lam akhirt, Dan aqlah AL-QUR’AN, KITAB SUCI yg setia menemani dan melindungi mu
Jgn biarkan aq sendiri DALAM BISU DAN SEPI,,..

Seberu-Sebujang Kampung

oleh Sulaiman Gayo pada 09 Juli 2011 jam 15:08
 
agakmu temas mujadi sebujang kampung
sentan iyo lao pusesanang opok kerung
agakmu temas mujadi seberu kampung
sentan iyo lao pu kekeru pu kekekumung

ikeni sekolah agak e gi beruntung
ta besiloni mujadi sebujang kampung
ikeni memaca agak e gi beruntung
ta besiloni mujadi seberu kampung

macam berbage ulah ni sebujang kampung
ara si botak ningko ara si tukung
sebujang kampung o ide seberu kampung
dabuh sabidiri kengon nengkam bersabung

i pake bedak, i pake gincu
si mera dekat peh oya sebujang dirimu
dabuh berseldak, ralan peh i gagah en
sebujang kampung seberu diri ko i tetunung

sebujang kampung o ide seberu kampung
nge dabuh kerisis rokok e peh pancung pancung

sebujang kampung o ide seberu kampung
dabuh sabidiri kengon nengkam bersabung

i pake bedak, i pake gincu
si mera dekat peh oya sebujang dirimu
dabuh berseldak, ralan peh i gagah en
sebujang kampung seberu diri ko i tetunung

nti renye bengis rinen nti renye tersinggung
kite men meh peh murum murum sebujang kampung
ini sekedar lagu nyanyin nte murum murum
dari pede pusing pusing ulun te peh pulelapung

PENANTIAN


Sendiri Ku Menanti



Rintik hujan jatuh menyapu debu
Meneteskan tangisnya melepaskan dahaga bumi
Karna cintanya hujan terhadap bumi
Membangkitkan rasa yg tenggelam oleh gersangnya kehidupan

Namun bumi hanya bisa menerima tanpa memberi
Sebab bumi sulit untuk bangun dari tidur yg panjang
Dia tlah lelah membagi cinta dan kasih sayangnya
Hingga tak tau lagi rasa cinta hujan kepadanya

Hujan pun terus menjatuhkan butiran kristalnya
Mencoba tuk tegar sembari tersenyum hampa
Entah sampai kapan hujan berhenti menanti
Walau bumi tlah bahagia dgn keindahanya

Penantian Pemberian Dari-Nya

RENCANA TUHAN PASTI INDAH

oleh Sulaiman Gayo pada 06 Desember 2010 jam 18:21
 
Ketika aku masih kecil, waktu itu ibuku sedang menyulam sehelai kain. Aku  yang sedang bermain di lantai, melihat ke atas dan bertanya, apa yang ia lakukan. Ia menerangkan bahwa ia sedang menyulam sesuatu di atas sehelai  kain. Tetapi aku memberitahu kepadanya, bahwa yang kulihat dari bawah  adalah benang ruwet.


Ibu dengan tersenyum memandangiku dan berkata dengan lembut: "Anakku,  lanjutkanlah permainanmu, sementara ibu menyelesaikan sulaman ini; nanti  setelah selesai, kamu akan kupanggil dan kududukkan di atas pangkuan ibu  dan kamu dapat melihat sulaman ini dari atas."Aku heran, mengapa ibu menggunakan benang hitam dan putih, begitu semrawut  menurut pandanganku.

Beberapa saat kemudian, aku mendengar suara ibu  memanggil; " anakku, mari kesini, dan duduklah di pangkuan ibu. " Waktu aku lakukan itu, aku heran dan kagum melihat bunga-bunga yang indah,  dengan latar belakang pemandangan matahari yang sedang terbit, sungguh  indah sekali. Aku hampir tidak percaya melihatnya, karena dari bawah yang  aku lihat hanyalah benang-benang yang ruwet.

Kemudian ibu berkata:"Anakku,  dari bawah memang nampak ruwet dan kacau, tetapi engkau tidak menyadari  bahwa di atas kain ini sudah ada gambar yang direncanakan, sebuah pola,  ibu hanya mengikutinya. Sekarang, dengan melihatnya dari atas kamu dapat  melihat keindahan dari apa yang ibu lakukan.  Sering selama bertahun-tahun, aku melihat ke atas dan bertanya kepada  Allah; "Allah, apa yang Engkau lakukan? " Ia menjawab: " Aku sedang  menyulam kehidupanmu." Dan aku membantah," Tetapi nampaknya hidup ini  ruwet, benang-benangnya banyak yang hitam, mengapa tidak semuanya memakai  warna yang cerah?" Kemudian Allah menjawab," Anakku, kamu teruskan  pekerjaanmu, dan Aku juga menyelesaikan pekerjaanKu di bumi ini.

Satu  saat nanti Aku akan memanggilmu ke sorga dan mendudukkan kamu di  pangkuanKu, dan kamu akan melihat rencanaKu yang indah dari sisiKu."
  "Ya Allah, Ajari Kami Ingat Kepada-Mu, Bersyukur & Khusyu' Beribadah"

Haruskah Berhenti Makan Sebelum Kenyang

oleh Sulaiman Gayo pada 02 Juni 2010 jam 17:13


Pertanyaan:

Syaikh Abdul Aziz bin Baz ditanya: Bagaimana keshahihan hadits berikut:

Ù†َØ­ْÙ†ُ Ù‚َÙˆْÙ…ٌ لاَ Ù†َØ£ْÙƒُÙ„ُ Ø­َتَّÙ‰ Ù†َجُÙˆْعَ ÙˆَØ¥ِØ°َا Ø£َÙƒَÙ„ْÙ†َا لاَ Ù†َØ´ْبَعُ

“Kita (kaum muslimin) adalah kaum yang hanya makan bila lapar dan berhenti makan sebelum kenyang.“

Syaikh Abdul Aziz bin Baz menjawab:

Hadits ini memang diriwayatkan dari sebagian sahabat yang bertugas sebagai utusan, namun sanadnya dhaif. Diriwayatkan bahwa para sahabat tersebut berkata dari Rasulullah shallallahu ’alaihi wasallam:

Ù†َØ­ْÙ†ُ Ù‚َÙˆْÙ…ٌ لاَ Ù†َØ£ْÙƒُÙ„ُ Ø­َتَّÙ‰ Ù†َجُÙˆْعَ ÙˆَØ¥ِØ°َا Ø£َÙƒَÙ„ْÙ†َا لاَ Ù†َØ´ْبَعُ

“Kita (kaum muslimin) adalah kaum yang hanya makan bila lapar dan berhenti makan sebelum kenyang.“

Maksudnya yaitu bahwa kaum muslimin itu hemat dan sederhana.

Maknanya benar, namun sanadnya dhaif, silakan periksa di Zaadul Ma’ad dan Al Bidayah Wan Nihayah. Faidahnya, bahwa sebaiknya seseorang baru makan jika sudah lapar atau sudah membutuhkan. Dan ketika makan, tidak boleh berlebihan sampai kekenyangan. Adapun rasa kenyang yang tidak membahayakan, tidak mengapa. Karena orang-orang di masa Nabi shallallahu ’alaihi wasallam dan masa selain mereka pun pernah makan sampai kenyang. Namun mereka menghindari makan sampai terlalu kenyang.

Terkadang Rasulullah shallallahu ’alaihi wasallam mengajak para sahabat ke tempat sebuah jamuan makan. Kemudian beliau menjamu mereka dan meminta mereka makan. Kemudian mereka makan sampai kenyang. Setelah itu barulah Rasulullah shallallahu ’alaihi wasallam makan beserta para sahabat yang belum makan.

Terdapat hadits, di masa Rasulullah shallallahu ’alaihi wasallam, ketika sedang terjadi perang Khandaq, Jabir bin Abdillah Al Anshari mengundang Nabi shallallahu ’alaihi wasallam untuk memakan daging sembelihannya yang kecil ukurannya beserta sedikit gandum. Kemudian Rasulullah shallallahu ’alaihi wasallam mengambil sepotong roti dan daging, kemudian beliau memanggil sepuluh orang untuk masuk dan makan. Mereka pun makan hingga kenyang kemudian keluar. Lalu dipanggil kembali sepuluh orang yang lain, dan demikian seterusnya. Allah menambahkan berkah pada daging dan gandum tadi, sehingga bisa cukup untuk makan orang banyak, bahkan masih banyak tersisa, hingga dibagikan kepada para tetangga.

Dan suatu hari, Nabi shallallahu ’alaihi wasallam menyajikan susu pada Ahlus Shuffah (salah satunya Abu Hurairah, pent). Abu Hurairah berkata: “Aku minum sampai puas.” Kemudian Nabishallallahu ’alaihi wasallam bersabda: “Ayo minum lagi, Abu Hurairah.“ Maka aku minum. Kemudian Nabi shallallahu ’alaihi wasallam bersabda: “Ayo minum lagi.“ Maka aku minum lagi.

Kemudian Nabi shallallahu ’alaihi wasallam bersabda: “Ayo minum lagi.“ Maka aku minum lagi, lalu aku berkata “Demi Dzat yang mengutusmu dengan kebenaran, tidak lagi aku dapati tempat untuk minuman dalam tubuhku”. Kemudian Nabi shallallahu ’alaihi wasallam mengambil susu yang tersisa dan meminumnya. Semua ini adalah dalil bolehnya makan sampai kenyang dan puas yang wajar, selama tidak membahayakan.

Sumber: http://www.ibnbaz.org.sa/mat/38

Kesimpulan:

Tidak mengapa makan sampai kenyang, asal tidak berlebihan dan membahayakan dirinya, berdasarkan pada beberapa kisah para sahabat yang disebutkan di atas. Adapun riwayat tentang berhenti makan sebelum kenyang statusnya lemah, jadi tidak bisa digunakan sebagai dasar hukum. Penilaian serupa juga disampaikan oleh Syaikh Abu Bakar Jabir al-Jazairi dalam Minhajul Muslim, "Saya tidak mengetahui siapa yang mengeluarkan riwayat tersebut, sepertinya itu hanya atsar dari sahabat ridwanullah 'anhum dan bukan hadits nabawi, Wallahu a'lam." (Minhajul Muslim, hal. 99)

(PurWD/voa-islam.com)
Share this post..
[Digg this!] [Add to del.icio.us!] [Stumble this!] [Share on Facebook!] [Send Email to Friend!] [Share on Facebook!]

Kirim Tulisan ini ke kawanmu

Email Kawan

Emailmu

Namamu

Pesan

relatednews

* KH. Sulaiman Zachawerus: Gerombolan Kristen Membuat Kisruh
* Sheikh Obeikan Rilis Fatwa 'Wanita Boleh Susui Lelaki Asing'
* Brunei Denda Dua Orang Karena Merokok di Tempat Umum
* Sepak Bola, Piala Dunia Dan Gerakan Dajjalisme
* Anjem Choudry Nyatakan Baroness Warsi Bukan Muslimah

latestnews

* Nasihat Ulama Tentang Kejahatan Zionis Israel di Palestina
* Mencaci Maki Syetan Ternyata Tidak Boleh
* Prinsip Islam (40) : Syariat Islam Relevan Sampai Akhir Zaman
* Doktor dari Al-Azhar: Pajak Hari Ini Bertentangan dengan Islam
* Prinsip Islam (39) : Murtad Membatalkan Iman
* Misteri Tembok Ya-juj dan Ma-juj
* Subhanallah ! Sepuluh Persen Mahasiswa di Universitas Belanda Muslimin
* Prinsip Islam (39) : Pelaku Dosa Besar Tidak Dikafirkan

News Index »
advertorialinfo advertorial >>

MA'HAD ALY DARUL WAHYAIN, PESANTREN KADER ULAMA MASA DEPAN

Keadaan muslimin dunia diberbagai jajaranya dewasa ini, telah menunjukkan sinyalemen jahiliah yang amat memprihatinkan. Hingga menuntut setiap personil umat untuk bergerak agresif ke arah yang telah ditempuh oleh para pendahulunya. dan hanya pada langkah tersebut mereka hari ini akan dapat mencapai kedudukan para pendahulu.


Imam Malik radhiyallahu anhu berkata: "Pembenah generasi pengikut dalam ummat ini, hanyalah apa yang telah membenahi generasi awalnya".

Maka, sudah selayaknya kita kembali menapak tilas para pendahulu islam yang telah membuktikan pada dunia akan kebenaran dan kebesaran islam. lalu merasa terpanggil dengan peringatan Alloh.swt. terhadap generasi awal sahabat Nabi shallallahu 'alaihi wasallam yang turun hanya empat tahun setelah mereka memeluk islam;

“Apakah belum tiba masanya bagi orang-orang yang beriman untuk khusyu’ dan tunduk hatinya terhadap dzikir dan kebenaran(syari’ah) yang telah turun, hingga mereka tidak menyerupai ahli kitab sebelumnya yang lalai berkepanjangan lalu hati mereka mengeras, dan kebanyakan mereka telah fasiq”(Qs. Al-hadid 16).

Sikap tunduk dan menerima kebenaran syar’i adalah buah dari ilmu dan kesadaran. jika ilmu telah luntur dari dada umat, niscaya kejahilan akan menjilma sebagai pemandu. hingga umat ini akan menuai nasib gelap sebagaimana umat-umat terdahulu.

Maka dari itu, Ma’had ‘Aly Darul Wahyain yang merupakan salah satu program baru dari yayasan Al-Muslimun Magetan Jatim, berniat tampil dalam kancah pendidikan umat, untuk menyumbang solusi bagi problematikanya yang begitu dahsyat, dengan membimbing personel umat yang berbakat agar meniti jalan ilmu dan amal dengan metode mulazamah sesuai jejak para pendahulu, hingga lahir bagi umat islam para kader ulama yang robbany.

Semoga niat dan upaya ini disempurnakan dan diridhai Allah Subhanahu wa Ta'ala.

Ingin Pulang

oleh Sulaiman Gayo pada 26 Oktober 2011 jam 3:11

Meski tiada seorangpun kan menemani
menyusuri kegelapan malam ini
atau berbagi ceritera tenteram di hati
aku tetap ingin pulang

Meski hujan terus tercurah
dan sungaipun dilanda bah
sehingga batu-batupun berlarian resah
aku tetap ingin pulang

Meski teriakan “tetaplah di situ”
terus menggema seru
memekakkan telingaku
mengajak melupakan masa lalu
aku tetap ingin pulang

Meski kegelapan harus ditelan
meski daratan telah menjadi lautan
meski suara-suara harus diabaikan
aku tetap ingin pulang

Semuanya tak kan mengubah kemauan
untuk berhijrah, kembali ke kampung iman
menikmati hangatnya mentari dan redupnya rembulan

ISTIQARAH

oleh Sulaiman Gayo pada 27 Oktober 2011 jam 19:20

"Ya Allah, jika benar dia JODOHKU... Engkau satukanlah kami dengan ikatan yang HALAL di sisiMU
Ya Allah... Jika benar dia MILIKKU, Engkau dekatkanlah HATI kami dengan kasih sayang yang mendalam... Jika benar dia yang TERBAIK buatku, Engkau peliharalah perasaan CINTA antara kami agar kami saling mengasihi, agar kami saling menghormati. Tapi seandainya kami TIDAK dijodohkan untuk bersama dan dia bukanlah yang terbaik untukku Ya Allah... maka Engkau tunjukkanlah KEBENARANMU agar hati ini AKUR atas KEHILANGANNYA... Engkau JAUHKANLAH hati kami dari sebarang perasaan... Engkau berikanlah KEKUATAN buat hati-hati kami agar kami REDHA dengan ketentuanMu Ya Allah... Ameen Ya Rahman.. Ameen Ya Rahim.. Amin Ya Rabbal Alamin.."


Allahu Rabbi, aku minta izin
Ketika suatu saat nanti aku jatuh cinta
Jangan biarkan cinta untuk-Mu berkurang
Hingga membuat lalai akan adanya engkau

Allahu Rabbi, aku punya pinta
Ketika suatu saat nanti aku jatuh cinta
Penuhilah hatiku dengan bilangan cinta-Mu yang tak terbatas
Biar rasaku pada-Mu tetap utuh

Allahu Rabbi, izinkanlah
Ketika suatu saat nanti aku jatuh cinta
Pilihkan untukku seseorang yang hatinya penuh dengan cinta-Mu
Dan membuatku semakin mengagumi-Mu


Allahu Rabbi
Ketika suatu saat nanti aku jatuh cinta
Pertemukanlah kami
Berilah kami kesempatan untuk lebih mendekati cinta-Mu

Allahu Rabbi, pintaku yang terakhir
Ketika suatu saat nanti aku jatuh cinta
Jangan pernah Kau palingkan wajah-Mu dariku
Anugerahkanlah aku cinta-Mu
Cinta yang tak pernah pupus oleh waktu.
Amin Ya Rabbal Alamin..

Minggu, 16 Oktober 2011

Cerita Anak Kos


Assalamu'alaikum wr.wb..

Sedih.. pengen nangis terus tiap malamnya, kangen ortu, syndrome yang akan melanda anak yang baru ngekos. Wajar dan manusiawi lah…perasaan itu akan muncul karena tiba-tiba harus berpisah dengan orang tua tercinta. Penulis awalnya juga merasakan hal tersebut sampai 2 (dua) bulan pertama. Awal ngekos, kebiasaan dirumah masih terbawa. Kalau malam selalu dikamar dan jarang keluar tu` kumpul bareng anak kos yang lain sampe pagi lagi. 

Hal ini karena penulis emang ga terlalu suka ngumpul-ngumpul,Alhasil interaksi dengan anak satu kos bisa dibilang sangat jarang. Hmmm…Sekarang baru tau nih kalau ternyata, kebiasaan selalu dikamar dulu buat image jelek, “kami kira dulu kakak tuh sombong, habis dikamar terus”, papar anak kos kepada penulis.
Yah.. begito lah,,..

Kemandirian itulah yang dituntut ketika ngekos. Semua-semuanya dilakukan sendiri. Mulai dari nyuci pakaian, yetrika pakaian, bahkan memasak sendiri kalau perut kriuk-kriuk minta diisi malem hari dan ga` ada warung yang buka., terpaksa deh masak miieee instan…jadi deh miee instant makanan yang wajib dan selalu ada untuk anak kos, karna praktis.

Cucian numpuk seember penuh, jadi pemandangan diawal ngekos bahkan sampe sekarang pun akan terjadi kalau kita sebagai anak kos ga bisa memanajemen diri untuk disiplin. Salah satu penyakit anak kos, ga akan nyuci kalau masih ada baju yang masih bisa dipake. Selesai nyuci kerjaan lain menanti, yetrika.karna belum tau dimana ada Loundry Dan baru disetrika kalau mau pergi ketika mau brangkat kuliah.. hmm kebiasaan yang sepertinya susah untuk dienyahkan.
Saling menanti untuk pergi keluar beli makanan, jadi kebiasaan setiap harinya. Ga ada yang keluar, ga makan deh…akhirnya mie lagi..mie lagi. Tapi masih mending mau masak mie, terkadang nih…ditahankan laper karna males masak dan males keluar…. hehe.
Alhasil Penyakit Berdatangan Dech,,,
Belom lagi perseteruan yang kadang terjadi sesama anak kos, yah.. walaupun tidak sampe tonjok tonjokan seperti cinema Action di tv… hehe. Perasaan tidak enak atau ngedumel dengan anak kos yang lainnya pasti akan selalu terjadi, penulis sendiri menganggap itu sebagai “bumbu-bumbu” ngekos-lah. Hmm…coba bayangin makanan kalau ga ada bumbu, ga ada rasa pedes, asem, manis, asin de el el, kan ga enak.
Dan untuk itu sebagai salah satu penghuni kos kita harus legowo dengan kelakuan anak kos yang tidak sesuai dengan kita. Jadi prinsipnya sebagai anak kos harus bisa memahami teman kos yang lain dan menerima kekurangan teman kos kita.
Ada duka.. pasti ada juga sukanya. Hmmm..kalau diflashback sih lebih banyak sukanya kaleee. Banyak kejadian lucu dan menyenangkan dikos kalau kita bisa berbaur dengan anak kos yang lainnya dan bisa menempatkan diri tentunya. Apa lagi kalao sempat Jatuh Cinta sama anak Kos,,  Wah wah, rasanya pengen dikosann Terus,,  hahaha
Keceriaan akan selalu hadir mewarnai hari-hari kita selama ngekos. Dengan tingkah pola anak-anak kos yang berbeda-beda dan saling melengkapi satu dengan yang lainnya.
Segala kelelahan sehabis pulang dari Kuliah ataupun dari tempat lainnya seakan sirna seketika, ketika diambang pintu disambut dengan tawa ceria dan tingkah laku yang lucu serta senyum lebar anak kos, ”Sulee, baru pulang ya…” itu biasanya Panggilan Temen2 ke saya,, yaah meskipun agak sedikit kecewa sih dengan panggilan itu, tpi apa bole buat..  mereka sukanya manggila sule, lebih Gampang dan Praktis Kata mereka...  hehe
Anak kos dengan senyum melebar menyapa penulis ketika kaki menginjakkan kaki di teras…
Kalau lagi bete`, ngumpul bareng dan cerita-cerita lucu membuat bete` jadi hilang. Berkumpul diteras rumah ketika sinar rembulan dan kerlipan bintang-bintang menampakan keindahannya menjadi salah satu kebiasaan kami dikos, dan menceritakan pengalaman masing-masing disiang hari... yang gendut di ejek teroozz, yang kurus apalagi,, Untungnya saya termasuk yg ideal2 saja,  haha
 Ada saja cerita lucu yang menjadi bahan tertawaan kita bersama. Mulai dari tukang Sampah, Penjaga keamanan yang menagih tunggakan Bulanan yang belom dibayar sama ibu kosan,. Maklum dah pada “kanker” alias kantong kering.  hehe
“Dek…dek….uang iuran sampahnya” dengan suara berteriak dan menggendor-gedor pintu penagih kemanan datang. Penghuni kos yang ketika itu berada dikos ga` berani menunjukan wajah, “ka` jangankan keluar, ngintip aja dari jendela ga` berani…”, kata anak kos sambil memeragakan si penagih rekening air ketika menggedor pintu rumah. Takut jadi sasaran omelan penagih keamanan karena menunggak dan belom bisa bayar, jadi alasan untuk sembunyi dikamar masing-masing. Suasana yang biasanya rame hening sesaat karena Penjaga keamanan datang. Setelah dia pergi, masing-masing keluar kamar dan tertawa bersama….haha. Kucing-kucingan dengan penagih keamanan pun berakhir setelah keesokannya dibayar.
Oia.. kita punya julukan dan panggilan masing-masing lho dikos, Morino, Cempieen, Sulee Sliming tea, si kurus, Kriboo, Ribut De el el..
 itu sederetan nama-nama panggilan kita dikos. Penulis sendiri dipanggil Sulee, tapi…bukan panggilan ikut-ikutan artis yang terkenal itu kcuali Saya yang sering Masuk Trans 7 itu. Haha”,

Subhanallah…
Pengalaman Ngekos yang tidak bisa dilupakan..

~~~ Sulaiman Gayo~~~