Minggu, 25 November 2012

Layang Layang

Terbanglah

Sebuah layang-layang yang baru saja selesai dibuat.
Pemiliknya membawa ia ke lapangan terbuka.
Secara perlahan-lahan layang-layang itu menemukan dirinya terbang semakin lama semakin tinggi.
Ketika ia mengangkat wajahnya menengadah ke langit, ia berteriak gembira; 'Wuaahhh, langit yang biru.Aku akan terbang tinggi sampai ke ujung sana.'

Namun, tiba-tiba ia merasa bahwa perjanannya kini agak tersendat dan menjadi berat.
Ia tidak bisa bergerak lebih tinggi dan tak mampu maju lebih jauh lagi.
Ketika ia menundukkan kepalanya, barulah ia tahu kalau pemiliknya memegang kuat ujung benang.
Benang itulah yang membuatnya tak bisa terbang tinggi.
Layang-layang itu menjadi amat marah. 'Mengapa ia tidak melepaskan aku??
Bila aku dilepaskan secara bebas, aku pasti akan terbang lebih tinggi menembusi awan-awan yang ada jauh di atas sana.' Demikian layang-layang itu berontak.

Tiba-tiba tali benang itu terputus. Dan Ternyata bukan kenikmatanlah yang dia peroleh.
Sebaliknya, ia kini jungkir balik terbang tak teratur dibawa angin.
Angin kencang datang menghembus, dan ia jatuh tersangkut di atas sebatang pohon.
Rangka-rangkanya patah. Kertas-kertasnya sobek.
Ia kini menjadi seonggok sampah yang tak berbentuk.
Pada saat seseorang berkata bahwa ia hebat dan kuat, saat itu merupakan awal kehancurannya.

Sejarah Palestine

Palestina merdeka dari pemerintahan Ottoman setelah Perang Dunia Pertama dengan bantuan serangan tentara Inggris, namun tidak pernah mampu mencapai sebuah negara yang damai dan aman yang pernah dinikmatinya dalam pemeritah Ottoman.

Sabtu, 24 November 2012

Madu Lebih Baik di Banding Antibiotik

Sebuah studi ilmiah menjamin bahwa Allah (SWT) memberikan madu dengan antibiotik alami yang membunuh mikroba berbahaya, mari kita baca selanjutnye..

Dari Sebuah penelitian ilmiah baru menyatakan Bahwa ; 
1. madu memiliki karakteristik khusus yang membantu  untuk mempertahankan melawan kuman
2. Madu juga memiliki kemampuan tinggi untuk resistbacteria yang berevolusi sistem kekebalan tubuh mereka terhadap obat standar.

di era kuno dan modern, Madu selalu digunakan sebagai obat alami untuk banyak penyakit. Studi baru ini mungkin lebih spesifik kepada tujuan medis.

Menurut penelitian yang telah dilakukan melalui Sidney University di Australia, Dekarter, seorang guru ilmiah dalam perguruan tinggi ilmu biologi dan mikroba mengatakan, "penelitian kami menunjukkan bahwa madu dapat menggantikan berbagai antibiotik yang digunakan untuk mengobati luka seperti salep . dan krim yang berbeda Juga, menggunakan madu untuk tujuan penyembuhan akan meningkatkan waktu penuaan antibiotik "Dia juga menambahkan:" sebagian besar bakteri yang menyebabkan infeksi di rumah sakit setidaknya resistensi terhadap satu jenis antibiotik, yang berarti kebutuhan untuk memproduksi. baru dan kuat antibiotik yang mampu mengeksekusi bakteri yang menyebabkan penyakit. "

Madu adalah senyawa kompleks yang terdiri dari 800 molekul. Komplikasi ini membuat sulit bagi para ilmuwan untuk memahami mekanisme madu untuk melawan dan membunuh bakteri. ilmuwan Dekarter mengatakan: "sampai sekarang, kami belum menemukan metode madu berlaku untuk melawan bakteri, tetapi kemungkinan besar ada molekul" methylglyoxal ", yang merupakan bagian dari madu, yang bereaksi dengan molekul lain yang belum kita temukan belum , untuk menjadi mampu menghambat bakteri bertambah banyak dan membuat generasi baru yang memiliki kemampuan untuk melawan terhadap antibiotik. "

Dokter Rose Koper, dari perguruan tinggi Ilmu Kesehatan Universitas Wells, telah melakukan penelitian tentang aktivitas madu terhadap bakteri, dan dia menulis buku "Madu menghadapi pemotongan". Dalam bukunya, ia mengatakan: "ada banyak faktor yang memberikan madu karakteristik penyembuhan khusus, termasuk tingkat gula tinggi, tingkat air rendah, dan keasaman rendah."

Madu adalah penyembuhan bagi semua Orang
Terkasih dengan Allah SWT. studi baru ini yang ditemukan oleh para ilmuwan dan memukau mereka yang tidak mengejutkan bagi kita, karena Allah SWT telah menyebutkan madu dalam bukunya ( Al Qurán ), dan mengungkapkan dalam Surat "An-Nahl" yang berarti Lebah.
ALLAH SWT berfirman dalam surat An Nahl (lebah) ayat 68-69 : Dan Tuhanmu mewahyukan kepada lebah: "Buatlah sarang-sarang di bukit-bukit, di pohon-pohon kayu, dan di tempat-tempat yang dibikin Manusia, kemudian makanlah dari tiap-tiap (macam) buah-buahan & tempuhlah jalan Tuhanmu yang telah dimudahkan (bagimu), dari perut lebah itu keluar minuman yang bermacam-macam warnanya, di dalamnya terdapat obat yang menyembuhkan bagi Manusia. Sesungguhnya pada demikian itu benar-benar terdapat tanda (kebesaran Tuhan) bagi orang-orang yang memikirkan".

Sebagai kesimpulan, kami menyarankan setiap dari kita selalu memiliki madu yang tersedia di rumah kita. Madu bermanfaat untuk mengobati luka bakar, luka, penyakit pada gusi, baik untuk infeksi kulit, dingin dan virus.
Jadi, kita harus memiliki madu dan menggunakannya baik untuk makanan dan obat-obatan, terutama untuk anak-anak.. !! Semoga Postingan Ini Bermanfaat.
 ---------------- *****####-------- 

Jumat, 23 November 2012

Keajaiban Angka dalam Ayat Pertama Alqurán



Dasar Dasar Bid'ah


Tafsir Basmallah

Firman Allah:
بِسْمِ اللهِ الرَّحْمنِ الرَّحِيمِ
Dengan menyebut nama Allah Yang Maha Pemurah lagi Maha Penyayang
Jar majrur (bi ismi) di awal ayat berkaitan dengan kata kerja yang tersembunyi setelahnya sesuai dengan jenis aktifitas yang sedang dikerjakan. Misalnya anda membaca basmalah ketika hendak makan, maka takdir kalimatnya adalah :
“Dengan menyebut nama Allah aku makan”.
Kita katakan (dalam kaidah bahasa Arab) bahwa jar majrur harus memiliki kaitan dengan kata yang tersembunyi setelahnya, karena keduanya adalah ma’mul. Sedang setiap ma’mul harus memiliki ‘amil.
Ada dua fungsi mengapa kita letakkan kata kerja yang tersembunyi itu di belakang:Pertama : Tabarruk (mengharap berkah) dengan mendahulukan asma Allah Azza wa Jalla.
Kedua : Pembatasan maksud, karena meletakkan ‘amil dibelakang berfungsi membatasi makna. Seolah engkau berkata : “Aku tidak makan dengan menyebut nama siapapun untuk mengharap berkah dengannya dan untuk meminta pertolongan darinya selain nama Allah Azza wa Jalla”.
Kata tersembunyi itu kita ambil dari kata kerja ‘amal (dalam istilah nahwu) itu pada asalnya adalah kata kerja. Ahli nahwu tentu sudah mengetahui masalah ini. Oleh karena itulah kata benda tidak bisa menjadi ‘ami’l kecuali apabila telah memenuhi syarat-syarat tertentu.
Lalu mengapa kita katakan : “Kata kerja setelahnya disesuaikan dengan jenis pekerjaan yang sedang dikerjakan”, karena lebih tepat kepada yang dimaksud.
Oleh sebab itu, Rasulullah صلی الله عليه وسلم  bersabda:
وَمَنْ كَانَ لَمْ يَذْبَحْ فَلْيَذْبَحْ بِاسْمِ اللَّهِ- عَلَى اسْمِ اللَّهِ-
“Barangsiapa yang belum menyembelih, maka jika menyembelih hendaklah ia menyembelih dengan menyebut nama Allah“[1] Atau : “Hendaklah ia menyembelih atas nama Allah”[2]
Kata kerja, yakni ‘menyembelih’, disebutkan secara khusus disitu.
Lafzhul Jalalah (اللهِ).
Merupakan nama bagi Allah Rabbul Alamin, selain Allah tidak boleh diberi nama denganNya. Nama ‘Allah’ merupakan asal, adapun nama-nama Allah selainnya adalah tabi’ (cabang darinya).
Ar-Rahmaan  (الرَّحْمنِ)
Yakni yang memiliki kasih sayang yang maha luas. Oleh sebab itu, disebutkan dalam wazan fa’laan, yang menunjukkan keluasannya.
Ar-Rahiim(الرَّحِيمِ)
Yakni yang mencurahkan kasih sayang kepada hamba-hamba yang dikehendakiNya. Oleh sebab itu, disebutkan dalam wazan fa’iil, yang menunjukkan telah terlaksananya curahan kasih saying tersebut. Di sini ada dua penunjukan kasih sayang, yaitu kasih sayang merupakan sifat Allah, seperti yang terkandung dalam nama ‘Ar-Rahmaan’ dan kasih sayang yang merupakan perbuatan Allah, yakni mencurahkan kasih sayang kepada orang-orang yang disayangiNya, seperti yang terkandung dalam nama ‘Ar-Rahiim’. Jadi, Ar-Rahmaan dan Ar-Rahiiim adalah dua Asma’ Allah yang menunjukkan Dzat, sifat kasih sayang dan pengaruhnya, yaitu hikmah yang merupakan konsekuensi dari sifat ini.
Kasih sayang yang Allah tetapkan bagi diriNya bersifat hakiki berdasarkan dalil wahyu dan akal sehat. Adapun dalil wahyu, seperti yang telah ditetapkan dalam Al-Qur’an dan As-Sunnah tentang penetapan sifat Ar-Rahmah (kasih sayang) bagi Allah, dan itu banyak sekali. Adapun dalil akal sehat, seluruh nikmat yang kita terima dan musibah yang terhindar dari kita merupakan salah satu bukti curahan kasih sayang Allah kepada kita.
Sebagian orang mengingkari sifat kasih sayang Allah yang hakiki ini. Mereka mengartikan kasih sayang di sini dengan pemberian nikmat atau kehendak memberi nikmat atau kehendak memberi nikmat. Menurut akal mereka mustahil Allah memiliki sifat kasih sayang. Mereka berkata: “Alasannya, sifat kasih sayang menunjukkan adanya kecondongan, kelemahan, ketundukan dan kelunakan. Dan semua itu tidak layak bagi Allah”.
Bantahan terhadap mereka dari dua sisi:
Pertama : Kasih sayang itu tidak selalu disertai ketundukan, rasa iba dan kelemahan. Kita lihat raja-raja yang kuat, mereka memiliki kasih sayang tanpa disertai hal itu semua.
Kedua : Kalaupun hal-hal tersebut merupakan konsekuensi sifat kasih sayang, maka hanya berlaku pada sifat kasih sayang yang dimiliki makhluk. Adapun sifat kasih sayang yang dimiliki Al-Khaliq سبحانه و تعالى adalah yang sesuai dengan kemahaagungan, kemahabesaran dan kekuasanNya. Sifat yang tidak akan berkonsekuensi negative dan cela sama sekali.
Kemudian kita katakan kepada mereka : Sesungguhnya akal sehat telah menunjukkan adanya sifat kasih sayang yang hakiki bagi Allah سبحانه و تعالى. Pemandangan yang sering kita saksikan pada makhluk hidup, berupa kasih sayang di antara mereka, jelas menunjukkan adanya kasih sayang Allah. Karena kasih sayang merupakan sifat yang sempurna. Dan Allah lebih berhak memiliki sifat yang sempurna. Kemudian sering juga kita saksikan kasih sayang Allah secara khusus, misalnya turunnya hujan, berakhirnya masa paceklik dan lain sebagainya yang menunjukkan kasih sayang Allah سبحانه و تعالى.
Lucunya, orang-orang yang mengingkari sifat kasih sayang Allah yang hakiki dengan alasan tidak dapat diterima akal atau mustahil menurut akal, justru menetapkan sifat iradah (berkehendak) yang hakiki dengan argumentasi akal yang lebih samar daripada argumentasi akal dalam menetapkan sifat kasih sayang bagi Allah. Mereka berkata : “Keistimewaan yang diberikan kepada sebagian makhluk yang membedakannya dengan yang lain menurut akal menunjukkan sifat iradah”. Tidak syak lagi hal itu benar. Akan tetapi hal tersebut lebih samar disbanding dengan tanda-tanda adanya kasih sayang Allah. Karena hal tersebut hanya dapat diketahui oleh orang-orang yang pintar. Adapun tanda-tanda kasih sayang Allah dapat diketahui oleh semua orang, tidak terkecuali orang awam. Jika anda bertanya kepada seorang awam tentang hujan yang turun tadi malam : “Berkat siapakah turunnya hujan tadi malam ?” Ia pasti menjawab : “berkat karunia Allah dan rahmatNya”
MASALAH
Apakah basmalah termasuk ayat dalam surat Al-Fatihah ataukah bukan ?
Dalam masalah ini para ulama berbeda pendapat. Ada yang berpendapat bahwa basmalah termasuk ayat dalam surat Al-Fatihah, harus dibaca jahr (dikeraskan bacaannya) dalam shalat dan berpendapat tidak sah shalat tanpa membaca basmalah, sebab masih termasuk dalam surat Al-Fatihah.
Sebagian ulama lain berpendapat, basmalah tidak termasuk dalam surat Al-Fatihah. Namun ayat yang berdiri sendiri dalam Al-Qur’an.
Inilah pendapat yang benar. Pendapat ini berdasarkan nash dan rangkaian ayat dalam surat ini.
Adapun dasar di dalam nash, telah diriwayatkan dalam sebuah hadits dari Abu Hurairah رضي الله عنه  bahwa Rasulullah صلی الله عليه وسلم  bersabda : Allah سبحانه و تعالى  berfirman:
قَسَمْتُ الصَّلَاةَ بَيْنِي وَبَيْنَ عَبْدِي، فَإِذَا قَالَ الْعَبْدُ {الْحَمْدُ لِلَّهِ رَبِّ الْعَالَمِينَ} قَالَ اللَّهُ تَعَالَى حَمِدَنِي عَبْدِي، وَإِذَا قَالَ {الرَّحْمَنِ الرَّحِيمِ} قَالَ اللَّهُ تَعَالَى أَثْنَى عَلَيَّ عَبْدِي، وَإِذَا قَالَ {مَالِكِ يَوْمِ الدِّينِ} قَالَ مَجَّدَنِي عَبْدِي، فَإِذَا قَالَ {إِيَّاكَ نَعْبُدُ وَإِيَّاكَ نَسْتَعِينُ} قَالَ هَذَا بَيْنِي وَبَيْنَ عَبْدِي وَلِعَبْدِي مَا سَأَلَ، فَإِذَا قَالَ {اهْدِنَا الصِّرَاطَ الْمُسْتَقِيمَ. صِرَاطَ الَّذِينَ أَنْعَمْتَ عَلَيْهِمْ غَيْرِ الْمَغْضُوبِ عَلَيْهِمْ وَلَا الضَّالِّينَ} قَالَ هَذَا لِعَبْدِي وَلِعَبْدِي مَا سَأَلَ
“Aku membagi shalat (yakni surat Al-Fatihah) menjadi dua bagian, separuh untuk-Ku dan separuh untuk hamba-Ku. Apabila ia membaca: “Segala puji bagi Allah”. Maka Allah menjawab: “Hamba-Ku telah memuji-Ku”. Apabila ia membaca: “Yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang”. Maka Allah menjawab: “Hamba-Ku telah menyanjung-Ku”. Apabila ia membaca: “Penguasa hari pembalasan”. Maka Allah menjawab: “Hamba-Ku telah mengagungkan-Ku”. Apabila ia membaca: “Hanya Engkaulah yang kami sembah dan hanya kepada Engkaulah kami memohon pertolongan”. Maka Allah menjawab: “Ini separoh untuk-Ku dan separoh untuk hamba-Ku”. Apabila ia membaca: “Tunjukilah kami kepada jalan yang lurus. (yaitu) Jalan orang-orang yang telah Engkau beri ni’mat kepada mereka, bukan (jalan) mereka yang dimurkai dan bukan (pula jalan) mereka yang sesat”. Maka Allah menjawab : “Ini untuk hamba-Ku, akan Aku kabulkan apa yang ia minta” [3]
Ini semacam penegasan bahwa basmalah bukan termasuk dalam surat Al-Fatihah. Dalam kitab Ash-Shahih diriwayatkan dari Anas bin Malik رضي الله عنه, ia berkata :
صَلَّيْتُ خَلْفَ النَّبِيِّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ وَأَبِي بَكْرٍ وَعُمَرَ وَعُثْمَانَ فَكَانُوا يَسْتَفْتِحُونَ بِ {الْحَمْد لِلَّهِ رَبِّ الْعَالَمِينَ} لَا يَذْكُرُونَ بِسْمِ اللَّهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيمِ فِي أَوَّلِ قِرَاءَةٍ وَلَا فِي آخِرِهَا
“Aku pernah shalat di belakang Nabi صلی الله عليه وسلم, Abu Bakar, Umar dan Utsman رضي الله عنهم. Mereka semua membuka shalat dengan membaca: “Alhamdulillaahi Rabbil ‘Aalamin” dan tidak membaca: ‘Bismillaahirrahmaanirrahiim” di awal bacaan maupun di akhirnya. [4]
Maksudnya mereka tidak mengeraskan bacaannya. Membedakan antara basmalah dengan hamdalah dalam hal dikeraskan dan tidaknya menunjukkan bahwa basmalah tidak termasuk dalam surat Al-Fatihah.
[1]  HR. Bukhari dan Muslim
[2]  HR. Bukhari dan Muslim
[3]  HR. Muslim
[4]  HR. Muslim
Disalin dari E-Book kitab Tafsir Juz ‘Amma, penulis Syaikh Muhammad bin Shalih Al-Utsaimin

Penulis Syaikh Muhammad bin Shalih Al-Utsaimin Rahimahullah 

Kalender 2013 Lengkap



Sumber : Surat Keputusan Bersama ( SKB )

Puasa Asyura Tanggal 9 dan 10 Muharram




Selasa, 20 November 2012

Little things of Humaira's: bosanttdd !!!

Little things of Humaira's: bosanttdd !!!: lagi ada tugas buat family genogram nihh , bosann sebosan bosan'a uda 3 kertas yang dibuang gara2 salah garis dikit aja "gara-gara setitik...