Otak manusia merupakan bagian tubuh paling kompleks yang pernah dikenal di alam semesta. Inilah satu-satunya organ yang senantiasa berkembang sehingga ia dapat mempelajari dirinya sendiri. Jika dirawat oleh tubuh yang sehat dan lingkungan yang menimbulkan rangsangan, otak itu akan berfungsi secara aktif dan reaktif selama lebih dari seratus tahun.
Bobby De Porter & Mike Hernacki sekitar tahun 90-an meluncurkan buku yang sangat terkenal yaitu Quantum Learning : Unleashing The Genius In You, yang diterjemahkan oleh Penerbit Kaifa dengan judulQuantum Learning : Membiasakan Belajar Nyaman dan Menyenangkan (1992). Dalam bukunya itu, kedua penulis menitikberatkan pada upaya untuk memanfaatkan potensi otak manusia secara optimal.
Dalam hipotesisnya, Bobby De Porter & Mike Hernacki menyatakan bahwa otak manusia terdiri dari 3 (tiga) bagian dasar, yaitu batang atau “otak reptile“, system limbik atau “otak mamalia” dan neokorteks. Ketiga bagian itu masing-masing berkembang pada waktu yang berbeda dan mempunyai struktur syaraf tertentu serta mengatur tugasnya masing-masing. Batang atau otak reptile adalah komponen kecerdasan terendah dari manusia. Ia bertanggung jawab terhadap fungsi-fungsi sensor motorik sebagai insting mempertahankan hidup dan pengetahuan tentang realitas fisik yang berasal dari pancaindera. Apabila otak reptile ini dominan, maka kita tidak dapat berfikir pada tingkat yang sangat tinggi.
Di sekeliling otak reptile terdapat sistim limbik yang sangat kompleks dan luas. Sistim limbik ini terletak di tengah otak yang fungsinya bersifat emosional dan kognitif. Perasaan, pengalaman yang menyenangkan, memori dan kemampaun belajar dikendalikan oleh sistim limbik ini. Sistim ini juga merupakan panel control yang menggunakan informasi dari pancaindra untuk selanjutnya didistribusikan ke bagian neokorteks.
Neokorteks adalah bagian otak yang menyimpan kecerdasan yang lebih tinggi. Penalaran, berfikir secara intelektual, pembuatan keputusan, bahasa, perilaku yang baik, kendali motorik sadar dan penciptaan gagasan (idea) berasal dari pengaturan neokorteks. Menurut Howard Gardner, kecerdasan majemuk (multiple intelegence) berada pada bagian ini. Bahkan pada bagian ini pula terdapat intuisi yaitu kemampuan untuk menerima atau menyadari informasi yang tidak diterima oleh pancaindera.
Selain tiga bagian diatas, otak juga dibagi menjadi dua belahan penting, yaitu otak kiri dan otak kanan, yang masing-masing bertanggung jawab atas cara berfikir yang berbeda-beda, walau penyilangan antara dua bagian itu pun tetap ada. Otak kiri bersifat logis, sekuensial, linier dan rasional. Otak kanan bersifat acak, tidak teratur, intuitif dan holistik.
Kedua bagian belahan otak itu amat penting dalam kecerdasan dan tingkat kesuksesan. Orang yang mampu memanfaatkan kedua belahan otak ini secara proporsional akan cenderung seimbang dalam setiap aspek kehidupannya. Tentunya dalam kegiatan pembelajaran yang mengacu dan memperhatikan kedua belahan otak ini juga akan menentukan sejauhmana tingkat kecerdasan yang dapat diraih oleh peserta didik.
Paradigma pembelajaran yang berorientasi pada pembentukan kecerdasan selayaknya mengacu pada perkembangan otak manusia seutuhnya. Realitas pembelajaran dewasa ini menunjukkan bahwa kegiatan belajar mengajar lebih banyak mengacu pada target pencapaian kurikulum dibandingkan dengan menciptakan siswa yang cerdas secara utuh. Akibatnya, peserta didik dijejali dengan berbagai macam informasi tanpa diberi kesempatan untuk melakukan telaahan dan perenungan secara kritis, sehingga tidak mampu memberikan respons yang positif. Mereka dianggap seperti kertas kosong yang siap menerima coretan informasi dan ilmu pengetahuan.
Sementara itu, kegiatan yang terjadi di dalam ruang belajar masih bersifat tradisional yakni menempatkan guru pada posisi sentral (teacher centered) dan siswa sebagai objek pembelajaran dengan aktivitas utamanya untuk menerima dan menghafal materi pelajaran, mengerjakan tugas dengan penuh keterpaksaan, menerima hukuman atas kesalahan yang diperbuat, dan jarang sekali mendapat penghargaan dan pujian atas jerih-payahnya.
Oleh karena itu, dalam upaya mengubah paradigma pembelajaran sehingga dapat memberdayakan otak secara optimal, pendapat Eric Jensen dalam bukunya Brain Based Learning, patut untuk dijadikan rujukan. Dia menawarkan sebuah konsep dalam menciptakan pembelajaran dengan orientasi pada upaya pemberdayaan otak siswa.
Menurutnya ada tiga strategi berkaitan dengan cara kita mengimplementasikan pembelajaran berbasis kemampuan otak, yaitu :
1. menciptakan suasana atau lingkungan yang mampu merangsang kemampuan berpikir siswa. Strategi ini bisa dilakukan terutama pada saat guru memberikan soal-soal untuk mengevaluasi materi pelajaran. Soal-soal yang diberikan harus dikemas seatraktif mungkin sehingga kemampuan berpikir siswa lebih otimal, seperti melalui teka-teki, simulasi, permainan dan sebagainya.
2. menghadirkan siswa dalam lingkungan pembelajaran yang cukup menyenangkan. Guru tidak hanya memanfaatkan ruangan kelas untuk belajar siswa, tetapi juga tempat-tempat lainnya, seperti di taman, di lapangan bahkan diluar kampus. Guru harus menghindarkan situasi pembelajaran yang dapat membuat siswa merasa tidak nyaman, mudah bosan atau tidak senang terlibat di dalamnya. Strategi pembelajaran yang digunakan lebih menekankan pada diskusi kelompok yang diselingi permainan menarik serta variasi lain yang kiranya dapat menciptakan suasana yang menggairahkan siswa dalam belajar.
3. membuat suasana pembelajaran yang aktif dan bermakna bagi siswa. Pembelajaran yang aktif dan bermakna hanya dapat dilakukan apabila siswa secara fisik maupun psikis dapat beraktivitas secara optimal. Strategi pembelajaran yang digunakan dikemas sedemikian rupa sehingga siswa terlibat secara aktraktif dan interaktif, melalui model pembelajaran yang bersifat demontrasi.
Apa yang dikemukakan Eric Jensen di atas merupakan upaya konkret dalam meningkatkan kualitas pembelajaran. Namun, kunci keberhasilan itu semua terletak pada kemauan dan kemampuan guru untuk mereformasi cara dan strategi pembelajarannya serta berani untuk menggeser paradigma berfikirnya, sehingga lebih bersifat praksis ketimbang teoritis.
Sumber : Dokter Beta Kurniawan, Dosen Parasitology Fk Universitas Lampung.
Salaam . . .
Banyak orang ingin memiliki iPad, namun harganya yang terbilang cukup
mahal membuat sebagian besar orang (termasuk saya);p :D tidak mampu membeli
iPad. Saya hanya bisa berharap, ada orang yang mau memberi saya iPad
gratis. :D Tapi kayaknya itu imposible baget! Hari gini masih ada yang
gratis? Hehe.. Mujisat banget tuh kalau ada.
Ada nggak cara menikmati iPad
tanpa memiliki iPad? Jawaban@ Ada!
Pergi aja ke toko gadget dan mainkan iPad tester yang ada disitu. Hehe… tapi
mahal buanget sob. (pengalaman pribadi). Ada cara lain? Ada! pake iPad
Simulator. Dengan iPad
Simulator, kita bisa menikmati sensasi iPad tanpa memiliki iPad. Tapi
sensasinya tidak akan full 100% kita dapatkan, karena ini hanya simulator
di PC. Layar sentuh yang menjadi ciri khas Tablet PC jelas tidak akan bisa kita dapatkan. Tapi,
dengan iPad Simulator ini, minimal kita bisa belajar mengenal menu-menu dan
aplikasi-aplikasi yang ada pada iPad, sambil menunggu mujisat iPad
gratis, datang. Wkwk... ngarep.com
Tampilan di PC kita
Oke deh, tanpa berpanjang lebar lagi,
silahkan teman-teman meluncur klik Disini Sob untuk mendownload software iPad
Simulator-nya. Nama software-nya, iPadian. Ukuran file-nya 34,64 MB.
Download Master I Pad Simulator
Selamat menikmati iPad di PC. :)
Oleh : Syamsuddin Said
Nabi
besar Muhammad SAW dalam salah satu sabdanya mengungkapkan, Diakhir zaman orang
akan berlomba-lomba mencari pemimpin, namun pemimpin hari ini tidak lebih baik
dari pemimpin sebelumnya. Hal tersebut penulis kutip dari sebuah tulisan pendek
dalam Harian Waspada yang mengkritisi kepemimpinan Ibnu Hasyim dan Firdaus
Karim (IFI) dibawah judul, Setahun Kepemimpinan IFI, Gayo Lues Belum
Berubaha.
Tulisan itu mengilhami penulis untuk menganalisa,
mencermati serta mencari perbedaan dan persamaan antara Ir.H. Muhammad Ali
Kasim,MM dengan H. Ibnu Hasyim,S.Sos.MM, dalam memimpin Kabupaten Ga yo Lues.
Kendati Dr .H. Aspino Abusamah,M.Kes juga pernah menjadi pejabat Bupati Gayo
Lues, dalam hitungan bulan tetapi kesan kita baik oleh karena beliau ini setelah
sukses mengantarkan PILKADA, sehingga tidak disinggung banyak dan padanya kita
wajar mengucapkan terima kasih.
Tujuan dari penulisan ini bukanlah bermaksud untuk
menjatuhkan pamor pemimpin sekarang, tetapi dengan niat tulus ingin
mengingatkan dan meluruskan, sebab untuk menyampaikan secara lisan masih belum
waktunya, dalam pepatah Gayo Lues disebutkan Lepas Berulo Taring Berat
Tingkis Ulak Kubide Sesat Ulak Ku Dene.Kenyataan yang tidak bisa dipungkiri bahwa setiap
manusia pasti punya kelemahan, kekurangan dan kesalahan tetapi disatu sisi
setiap orang juga mempunyai kelebihan-kelebihan yang harus kita akui dan pantas
kita teladani. Pepatah mengatakanTempatku Jatuh Lagi Kukenang, Konon Pula
Tempatku Bermanja.Sebelum kita mengulas lebar perbedaan dan
persamaan gaya pemimpin antara Ali Kasim
dengan Ibnu Hasyim sebagai tokoh
pemimpin lokal, marilah kita paparkan sekilas profil tokoh Nasional sebagai
kaca perbandingan.
Ir. Suekarno adalah orator ulung, kalau dia pidato
tanpa teks dalam Bahasa Indonesia maupun Bahasa Inggris yang disiarkan lewat
radio, kita bisa terpukau dan tak bosan mendengarkannya. Bersama Bung Hatta,
Suekarno memproklamirkan Kemerdekaan Indonesia sehingga Suekarno Hatta diberi
gelar figure Dwi Tunggal Pimpinan Nasional.
Dwi Tunggal hanya bertahan selama sepuluh tahun, terpenggal karena Bung Hatta
mengundurkan diri dari jabatan Wakil Presiden akibat perbedaan prinsip
mengantarkan Indonesia kedepan.Akhirnya Soekarno juga terkapar, tapi jasanya tetap
dikenang sepanjang masa, kemudian lahirlah Orde Baru dibawah pimpinan Suharto
yang dijuluki Bapak Pembangunan dan Smilling General. Pada awalnya memang
berhasil merubah Wajah Indonesia menjadi macan Asia baik dari segi ekonomi dan
meliter yang disegani kawan dan lawan.Selama menjadi Presiden enam kali wakilnya berganti,
akhirnya lengser juga digebuk kaum reformis akibat ketepurukan ekonomi, KKN
yang meraja lela, Pelanggaran HAM nomor wahid serta membuat peraturan menghukum
orang sampai tujuh turunan dan DOM Aceh.
Pemerintahannya dilanjutkan oleh Habibi tekhnorat pro
demokrasi, yang memberikan pers berekspresi yang di payungi Undang-undang No.
10 Tahun 1999 dan ditandatanganinya pula Timor-Timur terlepas dari belenggu
Integrasi, mempercepat pemilu yang mengantarkan Abd. Rahman Wa hid dan
gandengannya Megawati memegang tampuk Negeri yang berlambang Burung Garuda ini.Tetapi karena kebijakannya yang kurang simpatik dan
sering berpergian keluar Negeri, Presiden yang suka bicara ceplas-ceplos
ungkapan enteng itu saja kok repot, akhirnya lengser
juga setelah setahun berkuasa. Namun ditegangnya keberadaan pers lebih leluasa,
karena Departemen yang dulunya jadi corong pemerintah dengan julukan Departemen
Hari-hari Omong Kos ong, dihapus dari struktur kabinetnya.
Sisa masa jabatan diteruskan oleh wakilnya yang
kemudian diangkat menjadi Presiden yang melahirkan Undang-undang Pemilu Multi
Partai, Pilpres dan Pilkada secara langsung.Tetapi sayangnya Megawati yang dijuluki Cut Nyak Mega
pamornya turun karena menerapkan Darurat
Meliter dalam upaya mengakhiri konflik Aceh, sehingga dalam pemilihan
Presiden secara langsung kalah dibuat anak buahnya Susilo Bambang Yudhoyono
mantan Jendral yang ganteng itu.Kendati berlatar belakang meliter Presedien SBY takkan
marah diisukan macam dan kritik tajam. Salah satu ucapan dan pernyataannya yang
pantas diacungi jempol. SBY tidak membungkam pers, baginya kritik dan
pemberitaan pers diibaratkan seperti minum obat tiga kali sehari asal
disampaikan dalam dosis yang tepat. Tercapainya kesepakatan damai di Aceh
memberikan nilai tambah, kendati disisi lain yang belum berubah.
Lalu bagaimana Gaya Pemimpin Lokal antara Ali Kasim
dengan Ibnu Hasyim??
berikut ini kita rangkum hasil investigasi, pengamatan dan pengalaman dari
kawan dan lawan serta yang pro dan kontra pada kedua sosok pemimpin ini.Persamaan yang paling menonjol adalah keduanya berasal
dari Pegawai Negeri Sipil (PNS), keduanya telah melaksanakan Ibadah Haji juga
sarjana S.2.. Ali Kasim Insinyur pertanian yang berkiprah dibidang perkoperasian,
sedangkan Ibnu Hasyim Sarjana sosial yang ahli keuangan dan pembukuan.Perbedaan paling kentara, Ali Kasim diangkat menjadi
Pejabat Bupati oleh Menteri Dalam Negeri atau kebijakan dari Pimpinan Pusat,
sedangkan Ibnu Hasyim dipilih oleh rakyat berdasarkan suara terbanyak Pemilihan
Langsung Kepala Daerah, kendatipun masuk lewat pintu Golkar beserta beberapa
partai pendukungnya.Ali Kasim tim penasehat yang kurang berani memberi
nasehat terdiri dari tokoh-tokoh perjuangan Kabupaten yang diketuai oleh Drs.Maat
Husin dan anggota-angotanya antara lain II. Abdullah Wira Salihin, H. Yakub
MAs, H. Husin Sably, A.K Wijaya, H.Drs.M. Salim Wahab dan H. M. Yusuf Maat dan
lainnya.
Sedangkan Ibnu Hasyim mempunyai tim sukses dan tim
asistensi yang tidak pernah dipublikasikan secara jelas siapa-siapa saja orangnya.
Tim penasehat Ali Kasim maupun tim Asistensi Ibnu Hasyim konon dapat gaji yang
dialokasikan dari APBD.Perbedaan-perbedaan berikutnya dikatakan adalah Ali
Kasim pria tampan penggemar kesenian, diisukan banyak kenalan dengan wanita-wanita
manis sehingga orang-orang yang anti padanya menjuluki Bupati poco-poco.Kendati begitu dimasa Ali Kasim pintu pendopo terbuka
dan bebas juga bertemu dengan beliau untuk urusan apa saja. Dia pernah marah
bila ajudannya menerapkan aturan protokuler yang kaku serta menghambat orang-orang
yang ingin bertemu, dia bagi waktu sehingga tidak ada orang yang kecewa.
Hpnya selalu aktif dan mudah dihubungi oleh siapa
saja, dia juga tidak pernah gentar menghadapi terror melalui telepon maupun sms
gelap. Cukup akrab dengan wartawan tanpa pandang bulu baik wartawan sungguhan
maupun wartawan asal-asalan dan pada masanya ketiban rejeki begitu juga LSM.
Pada masa Ali Kasim pemerintahnya dituding pemerintah
korup, tetapi tidak ada kepala dinas masuk bui. Tempramen terkadang bisa tinggi
tetapi pemaaf sehingga terkesan beliau ini keturunan raja.Bagaimana pula dengan sosok Ibnu Hasyim ?Beliau ini termasuk pria alim yang taat beribadah, tercatat
sebagai anggota tetap Wirid Yasin masyarakat Kutapanjang/Terangun yang
berdomisili di Blangkejeren sebagai pemimpin lokal tetapi punya selera tingkat
Nasional. Buktinya setelah hampir satu tahun kepemimpinannya berjalan belum
pernah bertemu khusus dengan para wartawan, kecuali yang setara dengan Teraman
Azzam.Mau bertemu dengan Bapak Ibnu Hasyim juga
gampang-gampang susah dengan aturan protokoler yang ketat serta penjagaan
berlapis tiga, pertama kita lewati dulu pintu gerbang dan lapor pada
satpam yang sudah siaga, lapor lagi pada pos kedua depan pendopo, antri
sebelum pintu samping dibuka, setelah pintu samping dibuka lapor lagi mau
ketemu soal apa dan di daftar dibuku tamu.
Jangan coba-coba terobos anda akan dihardik seorang
ajudan, jangankan rakyat biasa Kepala Dinas saja bisa dibentak kalau sedikit
saja salah tingkah. Jangan harap cepetan jumpa Bupati kalau beliau sedang
serius dengan tamunya, apalagi kalau tamu yang dating kurang disukai maka
bersiap-siaplah untuk kecewa.Apabila orang akan menghubungi telpon genggamnya
jangan berharap banyak tidak akan dilayani bila nomor anda tidak dikenali.
Hebatnya lagi apabila Ali Kasim berseberangan dengan Ketua DPRK lengket kayak
perangko. Dalam masa kepemimpinannya Ibnu Hasyim inilah ada mantan kepala dinas
masuk penjara, konon akan masuk beberapa orang lagi, sebagai pertanda mulai
ditegakkannya supremasi hukum tanpa pandang bulu.
Tekat Ibnu Hasyim untuk memberantas KKN pantas memang
dipuji, kendatipun banyak proyek amburadul karena dugaan kasus korupsi.
Terlepas dari kelebihan dan kekurangan kedua sosok pemimpin yang kita uraikan
ini, terpulang pada pembaca dan masyarakat yang menilainya sehingga kekurangan
dapat diperbaiki dan yang baik it uterus dilanjutkan oleh siapa saja.
Sumber : http://www.wikimu.com/News/Print.aspx?id=7903
“Setiap
orang membuat kesalahan. Itulah sebabnya, pada setiap pensil ada penghapusnya”
(Pepatah Jepang).
Kali ini saya ingin menceritakan kepada Anda sebuah kisah penuh hikmah dari
sebatang pensil. Dikisahkan, sebuah pensil akan segera dibungkus dan dijual ke
pasar. Oleh pembuatnya, pensil itu dinasihati mengenai tugas yang akan
diembannya. Maka, beberapa wejangan pun diberikan kepada si pensil. Inilah yang
dikatakan oleh si pembuat pensil tersebut kepada pensilnya.
“Wahai pensil, tugasmu yang pertama dan utama adalah membantu orang sehingga
memudahkan mereka menulis. Kamu boleh melakukan fungsi apa pun, tapi tugas utamamu
adalah sebagai alat penulis. Kalau kamu gagal berfungsi sebagai alat tulis.
Macet, rusak, maka tugas utamamu gagal.”
“Kedua, agar dirimu bisa berfungsi dengan sempurna, kamu akan mengalami proses
penajaman. Memang meyakitkan, tapi itulah yang akan membuat dirimu menjadi
berguna dan berfungsi optimal”.
“Ketiga, yang penting bukanlah yang ada di luar dirimu. Yang penting, yang
utama dan yang paling berguna adalah yang ada di dalam dirimu. Itulah yang
membuat dirimu berharga dan berguna bagi manusia”.
“Keempat, kamu tidak bisa berfungsi sendirian. Agar bisa berguna dan
bermanfaat, maka kamu harus membiarkan dirimu bekerja sama dengan manusia yang
menggunakanmu”.
“Kelima. Di saat-saat terakhir, apa yang telah engkau hasilkan itulah yang
menunjukkan seberapa hebatnya dirimu yang sesungguhnya. Bukanlah pensil utuh
yang dianggap berhasil, melainkan pensil-pensil yang telah membantu
menghasilkan karya terbaik, yang berfungsi hingga potongan terpendek. Itulah
yang sebenarnya paling mencapai
tujuanmu dibuat”.
Sejak itulah, pensil-pensil itu pun
masuk ke dalam kotaknya, dibungkus, dikemas, dan dijual ke pasar bagi para
manusia yang membutuhkannya. Pembaca, pensil-pensil ini pun mengingatkan kita
mengenai tujuan dan misi kita berada di dunia ini. Saya pun percaya bahwa
bukanlah tanpa sebab kita berada dan diciptakan ataupun dilahirkan di dunia
ini.Yang jelas, ada sebuah purpose dalam
diri kita yang perlu untuk digenapi dan diselesaikan. Sama seperti pensil itu,
begitu pulalah diri kita yang berada di dunia ini. Apa pun profesinya, saya
yakin kesadaran kita mengenai tujuan dan panggilan hidup kita, akan membuat
hidup kita menjadi semakin bermakna.
Hilang arah
Tidak mengherankan jika Victor Frankl
yang memopulerkan Logoterapi, yang dia sendiri pernah disiksa oleh Nazi, mengemukakan
“tujuan hidup yang jelas, membuat orang punya harapan serta tidak mengakhiri
hidupnya”. Itulah sebabnya, tak mengherankan jika dikatakan bahwa salah satu
penyebab terbesar dari angka bunuh diri adalah kehilangan arah ataupun tujuan hidup. Maka, dari filosofi pensil di atas kita belajar
mengenai lima hal penting dalam kehidupan.
Pertama, hidup harus punya tujuan yang
pasti. Apapun kerja, profesi atau pun peran yang kita mainkan di dunia ini,
kita harus berdaya guna. Jika tidak, maka sia-sialah tujuan diri kita
diciptakan. Celakanya, kita lahir tanpa sebuah instruksi ataupun buku manual
yang menjelaskan untuk apakah kita hadir di dunia ini. Pencarian akan tujuan
dan panggilan kita, menjadi tema penting selama kita hidup di dunia.Yang jelas, kehidupan kita dimaknakan
untuk menjadi berguna dan bermanfaat serta positif bagi orang-orang di sekitar
kita, minimal untuk orang-orang terdekat. Jika tidak demikian, maka kita
useless. Tidak ada gunanya. Sama seperti sebatang pensil yang tidak bisa
dipakai menulis, maka ia tidaklah berguna sama sekali.
Kedua, akan terjadi proses penajaman
sehingga kita bisa berguna optimal, oleh karena itulah, sering terjadi
kesulitan, hambatan ataupun tantangan. Semuanya berguna dan bermanfaat sehingga
kita selalu belajar darinya untuk menjadi lebih baik. Ingat kembali soal Lee
Iacocca, salah satu eksekutif yang justru menjadi besar dan terkenal, setelah
dia didepak keluar dari mobil Ford. Pengalaman itu justru menjadi pemacu
semangat baginya untuk berhasil di Chrysler.
Ingat pula, Donald Trump yang sempat diguncang masalah finansial dan nyaris
bangkrut. Namun, kebangkrutannya itulah yang justru menjadi pelajaran dan
motivasi baginya untuk sukses lebih langgeng. Kadang penajaman itu ’sakit’.
Namun, itulah yang justru akan memberikan kesempatan kita mengeluarkan yang
terbaik.
Ketiga, bagian internal diri kitalah yang akan berperan. Saya sering
menyaksikan banyak artis, ataupun bintang film yang terkenal, justru yang hebat
bukanlah karena mereka paling cantik ataupun paling tampan. Tetapi, kemampuan
dalam diri mereka, filosofi serta semangat merekalah yang membuat mereka
menjadi luar biasa.
Demikian pula pada diri kita. Pada
akhirnya, apa yang ada di dalam diri kita seperti karakter, kemampuan, bakat,
motivasi, semangat, pola pikir itulah yang akan lebih berdampak daripada
tampilan luar diri kita.
Keempat, pensil pun mengajarkan agar bisa berfungsi sempurna kita
harus belajar bekerja sama dengan orang lain. Bayangkanlah seorang aktor atau
aktris yang tidak mau diatur sutradaranya. Bayangkan seorang anak buah yang
tidak mau diatur atasannya. Ataupun seorang service provider yang tidak mau
diatur oleh pelanggannya. Mereka semua tidak akan berfungsi sempurna. Agar
berhasil, kadang kita harus belajar dari pensil untuk ‘tunduk’ dan membiarkan
diri kita berubah menjadi alat yang sempurna dengan belajar dan mendengar dari
ahlinya. Itulah sebabnya, kemampuan untuk belajar bekerja sama dengan orang
lain, mendengarkan orang lain, belajar dari ‘guru’ yang lebih tahu adalah
sesuatu yang membuat kita menjadi lebih baik. Terakhir, pensil pun mengajarkan
kita meninggalkan warisan yang berharga melalui karya-karya yang kita
tinggalkan.
Tugas kita bukan kembali dalam kondisi utuh dan sempurna, melainkan
menjadikan diri kita berarti dan berharga. Itulah filosofi ‘memberi dan
melayani’ yang diajarkan oleh Tuhan kita. Itulah sebabnya Ibu Teresa dari
Calcutta ataupun Albert Schweitzer yang melayani di Afrika lebih mengumpamakan
diri mereka seperti sebatang pensil yang dipakai oleh Tuhan. Yang penting, hingga
pada akhir kehidupan kita ada karya ataupun hasil berharga yang mampu kita
tinggalkan. Tentu saja tidak perlu yang heboh dan spektakuler.
Sumber: Filosofi Pensil oleh Anthony Dio
Martin
Di China Kembali ke angka 7, menurut cerita angka 7 telah
mempesona sejak jaman dahulu kala. Di China angka 7 dihubungkan dengan
kehidupan gadis, dimana gadis mempunyai gigi susu pada usia 7 bulan dan tanggal
pada usia 7 tahun, dalam 2 x 7 tahun “roda yin” membuka ketika ia mencapai masa
puber, dan pada 7 x 7 = 49 datanglah masa monopause.
Di Amerika Kuno Kesakralan angka 7 tidak ditemui di Amerika
pra-Columbian dimana bangsa Maya percaya bahwa pada 7 lapis langit dan
menganggap 7 sebagai angka penjuru mata angin.
Di Agama Yahudi Dalam agama Yahudi (agama sebelum nabi Ibrahim.
AS, atau agama pada jaman sebelum Masehi) hari ke 7 menjadi hari libur suci,
sehinga di sakralkan, pada hari ke 7 itu larangan bekerja di ubah menjadi
perintah. Dalam kitab perjanjian lama penuh angka 7. Pada generasi ke 7 setelah
Adam hiduplah Lamech (silsilah dari Adam ) selama 777 tahun dan harus membayar
balas dendam selama 777 tahun (Kejadian : 4.24). Tujuh tahun langkah menuju
kuil sulaiman berhubungan dengan 7 cerita tentang kuil kuil Babilonia. Lalu
Merpati Nuh menghilang selama 7 hari, dan tanda tanda datangnya muncul selama 7
hari, sungai Eufrat terbagi menjadi 7 aliran.
Di Agama Kristiani Pada abad ke -14, sejarawan Mesir al-Maqrizi
mengatakan bahwa orang orang kristen di Mesir (Koptik) merayakan 7 pesta besar
dan 7 pesta kecil di gereja mereka. Dimana pesta yang dilangsungkan adalah 7
untuk pesta kesenangan dan 7 untuk pesta kesedihanMaria yang selaras dengan
irama heptadik. Oleh karena itu dalam musik renaisans terdapat sejumlah lagu
dengan 7 suara, yang biasanya dipersembahkan kepada Perawan Maria atau
berkaitan dengan 7 pahala Roh Kudus.
Di India Angka 7 juga banyak di jumpai di India, menurut
cerita, angka 7 adalah angka penting terpenting di Weda selain angka 3. Angka 7
secara khusus berkaitan dengan Agni, dewa Api yang memiliki 7 istri, ibu atau
adik serta 7 api, balok atau lidah, dan lagu lagu yang diperuntukkan baginya
berjumlah 7. Dalam kepercayaan merea dewa matahari mempunyai 7 kuda penarik
keretanya di langit.
Di Agama Budha Dalam Budha (sidharta Gautama) yang baru lahir
diyakini oleh pengikutnya, ketika lahir langsung menapak 7 langkah. Ia mencari
keselamatan selama 7 tahun dan mengitari pohon bodhi selama 7 kali sebelum
duduk bermeditasi dibawahnya. Masih menurut cerita, bahwa Syurga Budha mempunyai
7 teras, 7 karya keagamaan akan membawa manfaat bagi orang orang yang
mempercayai kehidupan ini.
Di Ilmu Pengetahuan Dalam Ilmu pengetahuan, angka 7 adalah dasar
dari akumulasi angka yang tak terhitung jumlahnya, mulai dari 7 atom, 7
partikel terkecil dan seterusnya.
Di Agama Islam Dalam islam, yang menarik dan untuk dicatat
adalah, bahwa surah pertama dalam Al-Qur’an, Al-Fatihah mempunyai 7 ayat.
Kalimah Syahadat dalam Laa Ilaaha ilaa Allaah, Muhammad rasul Allah terdiri
dari 7 kata. Menurut Al-Qur’an Tuhan menciptakan langit dan bumi menjadi 7
lapis. Lalu Thawaf mengelilingi Ka’bah di Mekkah dilakukan sebanyak 7 kali,
demikian juga dengan lari lari kecil (Sa’i) antara Shafa dan Marwah. Pada akhir
haji, dekat Mina, syetan di lepar dalam 3 kali masing masing dengan 7 buah
kerikil kecil yang lazim disebut (melempar jumroh).
Angka 7 juga disukai oleh kaum Sufi. Tasawuf
memperbincangkan 7 Lathaaif, atau titik titik subtil pada tubuh tempat kaum
Sufi memusatkan kekuatan spiritualnya.
Di Masarakat Jawa Dalam tradisi Jawa, ada moment tertentu yang
berhubungan dengan angka 7. Sebagai contoh ketika orang hamil sudah usia 7
bulan, maka diadakan selamatan dengan istilah yang disebut “Tingkepan”. Lalu
pada bayi yang telah berusia 7 bulan, maka ada prosesi yang dinamakan turun
tanah. Persyaratan Upacara adat tertentu harus menggunakan kembang 7 rupa,
mandi 7 sumur, Pesta kadang - kadang diadakan 7 hari 7 malam.. Juga tentang
mitos kekayaan yang smapai 7 turunan ... (keturunan ke 8 jadi gembel...)
Benua ada 7
- Allah menurunkan
malaikat untuk membunuh pasukan gajah 70000 malaikat
- Allah menghias manusia
dengan tujuh anggota badan, yaitu dua tangan, dua kaki, dua lutut, dan
satu wajah. Kemudian Allah menghiasinya, dengan tujuh peribadatan, yaitu :
dua tangan dengan doa, dua kaki dengan berkhidmat, dua lutut dengan duduk,
dan wajah (muka) dengan sujud.
- 27 pahala shalat
berjamaah
- 7 lubang dalam tubuh
kita
- Allah menghiasi
Al-Qur’an (Kitab suci umat Islam) dengan Tujuh surat panjang, Yaitu
Al-Baqarah, Ali Imran, Al-Maaidah, An-Nissa', Al 'Araaf, Al An'aam dan
Al-Anfaal atau At-Taubah. Kemudian Allah menghiasinya pula dengan Tujuh
ayat Ummul kitab (Al-Fatihah/Pembuka kitab). Sebagaimana Firman Allah
dalam Surat AL Hijr ayat 87, "Dan Sesungguhnya Kami telah berikan
kepadamu tujuh ayat yang dibaca berulang-ulang dan Al Quran yang
agung."
- Allah menghias umur
manusia dengan tujuh tingkatan / tahapan. Pada masa baru lahir dinamakan
tahapan rodhi’ (Menyusu), kemudian tahap fa thim (disapih), tahapan
Shobiyyi (bayi), tahapan ghulam (masa kanak-kanak), kemudian tahapan syaab
(pemuda/remaja), kemudian tahapan kuhul (yakni menginjak usia antara 30-50
tahun), dan menginjak tahapan Syaikh (masa tua).
Demikianlah Tuhan Yang Maha Kuasa dan Yang Maha
Berkehendak telah menciptakan alam semsta dengan penuh misteri, seperti misteri
nya angka 7. Allahu’Alam.
Belum
sampai 30 tahun usiaku ketika istriku melahirkan anak pertamaku. Masih aku
ingat malam itu, dimana aku menghabiskan malam bersama dengan teman-temanku
hingga akhir malam, dimana waktu semalaman aku isi dengan ghibah dan
komentar-komentar yang haram. Akulah yang paling banyak membuat mereka tertawa,
membicarakan aib manusia, dan mereka pun tertawa.
Aku ingat malam itu, dimana aku membuat mereka banyak
tertawa. Aku punya bakat luar biasa untuk membuat mereka tertawa. Aku bisa
mengubah nada suara hingga menyeruapi orang yang aku tertawakan. Aku
menertawakan ini dan itu, hingga tidak ada seorangpun yang selamat dari
tertawaanku walaupun ia adalah para sahabatku. Hingga akhirnya sebagian dari
mereka menjauhiku agar selamat dari lisanku.Aku
ingat pada malam itu aku mengejek seorang yang buta, yang aku melihatnya sedang
mengemis di pasar. Lebih buruk lagi, aku meletakkan kakiku di depannya untuk
mendorongnya hingga ia goyah dan jatuh, hingga dia berpaling dengan kepalanya
dan tidak mengetahui apa yang ia katakan. Leluconku menyebabkan orang-orang
yang ada di pasar tertawa.
Aku
kembali ke rumah dalam keadaan terlambat seperti biasa. Aku mendapati istriku
yang sedang menungguku tengah bersedih. Dia bertanya padaku, darimana saja aku?
Aku menjawabnya dengan sinis, “Aku lelah.” Kelelahan tampak jelas diwajahnya.
Ia berkata dengan menangis tersedu, “Aku lelah sekali, tampaknya waktu
persalinanku sudah dekat.”
Dalam
diamnya, air matanya menetes di pipinya. Aku merasa bahwa aku telah mengabaikan
istriku dalam hal ini. Seharusnya aku memperhatikannya dan mengurangi
begadangku, lebih khusus di bulan kesembilan dari kehamilannya ini. Akhirnya,
aku membawanya ke rumah sakit dengan segera dan aku masuk ke ruang bersalin.
Aku seakan merasakan sakit yang sangat beberapa saat. Aku menunggu persalinan
istriku dengan sabar, tapi ternyata sulit sekali proses persalinannya. Aku
menunggu lama sekali hingga aku kelelahan. Maka aku pulang ke rumah dengan
meninggalkan nomor HP ku di rumah sakit dengan harapan mereka mengabariku.
Setelah
beberapa saat, mereka menghubungiku dengan kelahiran Salim. Maka aku bergegas
ke rumah sakit. Pertama kali mereka melihatku, aku bertanya tentang kamarnya.
Tetapi mereka memintaku untuk menemui dokter yang bertanggung jawab dalam
proses persalinan istriku. Aku berteriak kepada mereka: “Dokter apa? Aku hanya
perlu melihat anakku.” Akan tetapi mereka mengatakan: “Anda harus menemui
dokter terlebih dahulu.”Akhirnya
aku menemui dokter tersebut. Lantas dia berbicara kepadaku tentang musibah dan
ridha terhadap takdir. Kemudian ia berkata: “Mata kedua anak anda buruk, dan
sepertinya dia akan kehilangan penglihatannya!”
Aku
menundukkan kepala dan berusaha mengendalikan ucapanku. Aku jadi teringat
dengan pengemis buta yang aku dorong di pasar dan menertawakannya di hadapan
manusia.Maha
Suci Allah, sebagaimana engkau mengutuk, maka engkau akan dikutuk. Aku sangat
sedih dan tidak mengetahui apa yang aku katakan. Kemudian aku ingat istri dan
anakku. Aku berterima kasih kepada dokter atas kelemah lembutannya, lantas aku
berlalu dan tidak melihat istriku. Adapun istriku maka dia tidak bersedih, dia
ridha dan beriman terhadap takdir Allah. Seringkali ia menasehatiku untuk
menjaga diri dari menertawakan orang lain, dan ia juga senantiasa
mengulang-ulanginya agar aku tidak ghibah.
Kami
keluar dari rumah sakit bersama Salim. Sungguh, aku tidak banyak
memperhatikannya. Aku menganggapnya tidak ada di rumah. Ketika tangisannya
sangat keras, aku lari ke lorong untuk tidur di sana. Sedangkan istriku sangat
memperhatikan dan mencintainya. Sebenarnya aku tidak membencinya, tetapi masih
belum bisa mencintainya.Salim
pun semakin besar. Mulailah dia merangkak, akan tetapi cara merangkaknya aneh.
Umurnya hampir setahun, dan mulailah dia berjalan. Maka semakin jelas jika dia
pincang. Maka beban yang berada di pundakku semakin besar. Setelah itu istriku
melahirkan anak yang normal setelahnya, Umar dan Khalid. Berlalulah beberapa
tahun dan Salim semakin besar, dan tumbuh besar pula saudara-saudaranya. Aku
sendiri tidak seberapa suka duduk-duduk di rumah, seringkali aku menghabiskan
waktu bersama dengan teman-temanku.
Istriku
tidak pernah putus asa untuk senantiasa menasehatiku. Dia senantiasa
mendoakanku agar mendapat hidayah. Dia tidak pernah marah terhadap perbuatanku
yang gegabah. Akan tetapi, ia sangat bersedih jika melihatku banyak
memperhatikan saudara-saudara Salim, sementara kepada Salim aku meremehkannya.
Salim semakin besar dan harapanku kepadanya juga semakin besar. Aku tidak
melarang ketika istriku memintaku agar mendaftarkan Salim di salah satu sekolah
khusus penyandang cacat. Tidak terasa aku telah melalui beberapa tahun hanya
aku gunakan untuk bekerja, tidur, makan dan begadang dengan teman-temanku.
Pada
hari Jumat, aku bangun pada pukul 11.00 waktu zhuhur. Dan ini masih terlalu
pagi bagiku, dimana ketika itu aku diundang untuk menghadiri suatu perjamuan.
Aku berpakaian, mengenakan wewangian dan hendak keluar. Aku berjalan melalui
lorong rumah, namun wajah Salim menghentikan langkahku. Dia menangis dengan
meluap-luap!Ini
adalah kali pertama aku memperhatikan Salim semenjak dia masih kecil. Telah
berlalu 10 tahun, tetapi aku tidak pernah memperhatikannya. Aku mencoba untuk
pura-pura tidak tahu, tetapi tidak bisa. Aku mendengarkan suaranya yang sedang
memanggil ibunya, sementara aku sendiri berada di dalam kamar. Aku melihatnya
dan berusaha mendekat kepadanya. Aku berkata: “Salim, mengapa engkau menangis?”
Ketika mendengar suaraku, ia berhenti menangis. Maka ketika ia merasa aku telah
berada di dekatnya, dia mulai merasakan apa yang ada di sekitarnya dengan kedua
tangannya yang kecil. Dengan apakah dia melihat? Aku merasa bahwa dia berusaha
untuk menjauh dariku!! Seolah-olah ia berkata: “Sekarang engkau telah merasakan
keberadaanku. Dimana saja engkau selama 10 tahun yang lalu?!” Aku mengikutinya,
ia masuk ke dalam kamarnya. Ia menolak memberitahukan kepadaku sebab dari
tangisannya. Maka aku mencoba untuk berlemah lembut kepadanya. Mulailah Salim
menjelaskan sebab tangisannya. Aku mendengar ucapannya, dan aku mulai bangkit.Apakah
kalian tahu apa yang menjadi sebabnya!! Saudaranya, Umar, terlambat, terlambat
mengantarkannya pergi ke masjid, sebab ketika itu adalah shalat jumat, dia
khawatir tidak mendapatkan shaf pertama. Ia memanggil Umar, ia memanggil
ibunya, akan tetapi tidak ada yang menjawabnya, akhirnya ia menangis. Aku
melihat airmata yang mengalir dari kedua matanya yang tertutup. Aku belum bisa
memahami kata-katanya yang lain.
Aku meletakkan tanganku kepadanya dan berkata:
“Apakah untuk itu engkau menangis, wahai Salim…?!”Dia
berkata, “Ya…”Aku
telah lupa dengan teman-temanku, aku telah lupa dengan undangan perjamuan.Aku
berkata: “Salim, jangan bersedih! Tahukah engkau siapakah yang akan berangkat
denganmu pada hari ini ke Masjid?”Ia
berkata: “Dengan Umar tentunya, tetapi ia selalu terlambat.”Aku
berkata: “Bukan, tetapi aku yang akan pergi bersamamu.”Salim
terkejut, ia seakan tidak percaya. Dia mengira aku mengolok-oloknya. Dia
meneteskan airmata kemudian menangis. Aku mengusap airmatnya dengan tanganku
dan aku pegang tangannya. Aku ingin mengantarkannya dengan mobil, tetapi ia
menolak seraya mengatakan: “Masjidnya dekat, aku hanya ingin berjalan menuju
masjid!”Aku
tidak ingat kapan kali terakhir aku masuk ke dalam masjid. Akan tetapi ini
adalah kali pertama aku merasakan adanya takut dan penyesalan atas apa yang
telah aku lalaikan selama beberapa tahun belakangan. Masjid itu dipenuhi dengan
orang-orang yang shalat, kecuali aku mendapati Salim duduk di shaf pertama.
Kami mendengarkan khutbah jumat bersama, dan dia shalat di sampingku. Bahkan,
sebenarnya akulah yang shalat di sampingnya.
Setelah
shalat, Salim meminta kepadaku sebuah mushaf. Aku merasa aneh, bagaimana dia
akan membacanya padahal ia buta? Aku hampir saja mengabaikan permintaannya dan
berpura-pura tidak mengetahui permintaannya. Akan tetapi aku takut jika aku
melukai perasaannya. Akhirnya aku mengambilkan sebuah mushaf. Aku membuka
mushaf dan memulainya dari surat al Kahfi. Terkadang aku membalik-balik
lembaran, terkadang pula aku melihat daftar isinya. Maka ia mengambil mushaf
itu dari tanganku kemudian meletakkannya. Aku berkata: “Ya Allah, bagaimana aku
mendapatkan surat al kahfi, aku mencari-carinya hingga mendapatkannya di
hadapannya!!”
Mulailah
ia membaca surat itu dalam keadaan kedua matanya tertutup. Ya Allah…!! Ia telah
hafal surat al Kahfi secara keseluruhan…!Aku malu
pada diriku sendiri. Aku memegang mushaf, namun aku rasakan seluruh anggota
badanku menggigil. Aku baca dan aku baca. Aku berdoa kepada Allah agar
mengampuniku dan memberi petunjuk kepadaku. Aku tidak kuasa, maka mulailah aku
menangis seperti anak kecil. Manusia masih berada di masjid untuk mendirikan
shalat sunnah. Aku malu pada mereka, maka mulailah aku menyembunyikan
tangisanku. Maka berubahlah tangisan itu menjadi isakan.Aku
tidak merasakan apa-apa ketika itu kecuali melalui tangan kecil yang meraba
wajahku dan mengusap kedua airmataku. Dialah Salim!! Aku dekap dia ke dadaku
dan aku melihatnya. Aku berkata kepada diriku sendiri, “Engkau tidaklah buta
wahai anakku, akan tetapi akulah yang buta, ketika aku bersyair di belakang
orang fasiq yang menyeretku ke dalam api neraka.”
Kami
kembali ke rumah. Istriku sangat gelisah terhadap Salim. Namun seketika itu
juga kegelisahannya berubah menjadi airmata kebahagiaan ketika ia mengetahui
bahwa aku telah shalat jumat bersama Salim.Sejak
saat itu, aku tidak pernah ketinggalan untuk mendirikan shalat jamaah di
masjid. Aku telah meninggalkan teman-teman yang buruk. Sekarang aku telah
mendapatkan banyak teman yang aku kenal di masjid. Aku merasakan nikmatnya iman
bersama mereka. Aku mengetahui dari mereka banyak hal yang dilalaikan oleh
dunia. Aku tidak pernah ketinggalan mendatangi kelompok-kelompok pengajian atau
shalat witir. Aku telah mengkhatamkan al Quran beberapa kali dalam sebulan.
Lisanku telah basah dengan dzikir agar Allah mengampuni dosa-dosaku berupa
ghibah dan menertawakan manusia. Aku merasa lebih dekat dengan keluargaku.
Hilang sudah ketakutan dan belas kasihan yang selama ini ada di mata istriku.
Senyuman tidak pernah pergi menjauhi wajah anakku, Salim. Siapa yang melihatnya
akan mengira bahwa dia adalah seorang malaikat dunia beserta isinya. Aku banyak
memuji Allah atas segala nikmat-Nya.
Suatu
hari, teman-temanku yang shalih menetapkan diri melakukan safar untuk
berdakwah. Aku ragu-ragu untuk pergi. Aku melakukan istikharah dan
bermusyawarah dengan istri. Aku merasa dia akan menolak keinginanku. Akan
tetapi ternyata sebaliknya, ia menyetujui keinginanku! Aku sangat bahagia,
bahkan ia memotivasiku. Dia telah melihat masa laluku, dimana aku melakukan
safar tanpa musyawarah dengannya sebagai bentuk kefasiqan dan perbuatan jahat.Aku menghadap
ke arah Salim. Aku mengabarinya jika aku hendak melakukan safar. Maka dia
memegangku dengan kedua tangannya yang masih kecil sebagai ungkapan selamat
jalan.
Aku
telah meninggalkan rumahku lebih dari satu bulan. Selama itu, aku masih
senantiasa menghubungi istriku dan juga berbicara kepada anak-anakku selama ada
kesempatan. Aku sangat rindu kepada mereka. Ah, betapa rindunya aku kepada
Salim. Aku sangat ingin mendengarkan suaranya. Dialah satu-satunya yang belum
berbicara denganku semenjak aku melakukan safar. Bisa jadi karena dia berada di
sekolah, bisa juga dia berada di masjid ketika aku menghubungi mereka.Setiap
kali aku berbicara dengan istriku perihal kerinduanku padanya (Salim), maka ia
tertawa suka cita dan bahagia. Kecuali kali terakhir aku meneleponnya, aku
tidak mendengar tawanya seperti biasa, suaranya berubah.
Aku
berkata kepadanya: “Sampaikan salamku kepada Salim.” Istriku menjawab: “Insya
Allah…!” Kemudian ia terdiam.Terakhir,
aku pun kembali ke rumah. Aku ketuk pintu. Aku berangan-angan jika Salim yang
akan membukakan pintu itu. Akan tetapi, aku mendapati anakku Khalid yang
usianya belum sampai 4 tahun membukakan pintu. Aku gendong dia, dan dia
berteriak-teriak: “Baba…baba…”
Aku
tidak tahu kenapa dadaku berdebar ketika memasuki rumah.Aku
berlindung kepada Allah dari godaan setan yang terkutuk.Istriku
menyambutku. Wajahnya mulai berubah, seolah-olah kebahagiaannya dibuat-buat.Aku
perhatikan ia baik-baik kemudian aku bertanya: “Ada apa denganmu?”
Ia
berkata: “Tidak apa-apa.”Tiba-tiba
aku teringat Salim, maka aku berkata: “Dimana Salim.”Istriku
menundukkan wajahnya dan tidak menjawab. Airmata yang masih hangat menetes di
pipinya.Aku
berteriak, “Salim…! Di mana Salim?”Aku
mendengar suara anakku Khalid yang hanya bisa mengatakan: “Baba…”“Salim
telah melihat surga,” kata istriku.Istriku
tidak kuasa dengan situasi ketika itu. Ia hendak menangis, hampir saja ia
pingsan. Maka kemudian aku keluar dari kamar.Aku tahu
setelah itu, bahwa Salim terserang panas yang sangat tinggi beberapa hari sebelum
kedatanganku. Istriku telah membawanya ke rumah sakit, ketika tiba disana maka
ia menghembuskan nafas terakhir. Ruhnya telah meninggalkan jasadnya.
Aku
mengira, anda semua wahai para pembaca akan menangis, dan air mata anda akan
mengalir sebagaimana air mata kami juga mengalir. Anda akan tersentuh
sebagaimana kami juga tersentuh. Aku berharap Anda semua tidak lupa untuk
mendoakan Salim, lebih khusus lagi bagi ibunya yang tetap teguh menjalankan
tugasnya walaupun suaminya pergi. Jadilah ibu tersebut seperti perusahaan
sebenarnya yang menghasilkan kaum laki-laki yang kuat. Semoga Allah membalas
amal kebaikannya.
(Pelaku
dari kisah ini termasuk diantara dai yang ternama dan terkenal. Ia memiliki
banyak rekaman, ceramah dan tulisan. Sumber diambil dari kisah yang berjudul
“Allah Azza wa Jalla memberi hidayah kepada siapa yang Ia kehendaki”, majalah
Qiblati edisi 02 thn VII).