Selasa, 07 Februari 2012

Beda Gaya Antara Ali Kasim Dengan Ibnu Hasyim Dalam Pemimpin Kabupaten Gayo Lues


Oleh : Syamsuddin Said
            Nabi besar Muhammad SAW dalam salah satu sabdanya mengungkapkan, Diakhir zaman orang akan berlomba-lomba mencari pemimpin, namun pemimpin hari ini tidak lebih baik dari pemimpin sebelumnya. Hal tersebut penulis kutip dari sebuah tulisan pendek dalam Harian Waspada yang mengkritisi kepemimpinan Ibnu Hasyim dan Firdaus Karim (IFI) dibawah judul, Setahun Kepemimpinan IFI, Gayo Lues Belum Berubaha.
Tulisan itu mengilhami penulis untuk menganalisa, mencermati serta mencari perbedaan dan persamaan antara Ir.H. Muhammad Ali Kasim,MM dengan H. Ibnu Hasyim,S.Sos.MM, dalam memimpin Kabupaten Ga yo Lues. Kendati Dr .H. Aspino Abusamah,M.Kes juga pernah menjadi pejabat Bupati Gayo Lues, dalam hitungan bulan tetapi kesan kita baik oleh karena beliau ini setelah sukses mengantarkan PILKADA, sehingga tidak disinggung banyak dan padanya kita wajar mengucapkan terima kasih.
Tujuan dari penulisan ini bukanlah bermaksud untuk menjatuhkan pamor pemimpin sekarang, tetapi dengan niat tulus ingin mengingatkan dan meluruskan, sebab untuk menyampaikan secara lisan masih belum waktunya, dalam pepatah Gayo Lues disebutkan Lepas Berulo Taring Berat Tingkis Ulak Kubide Sesat Ulak Ku Dene.Kenyataan yang tidak bisa dipungkiri bahwa setiap manusia pasti punya kelemahan, kekurangan dan kesalahan tetapi disatu sisi setiap orang juga mempunyai kelebihan-kelebihan yang harus kita akui dan pantas kita teladani. Pepatah mengatakanTempatku Jatuh Lagi Kukenang, Konon Pula Tempatku Bermanja.Sebelum kita mengulas lebar perbedaan  dan persamaan gaya pemimpin antara Ali Kasim dengan Ibnu Hasyim sebagai tokoh pemimpin lokal, marilah kita paparkan sekilas profil tokoh Nasional sebagai kaca perbandingan.
Ir. Suekarno adalah orator ulung, kalau dia pidato tanpa teks dalam Bahasa Indonesia maupun Bahasa Inggris yang disiarkan lewat radio, kita bisa terpukau dan tak bosan mendengarkannya. Bersama Bung Hatta, Suekarno memproklamirkan Kemerdekaan Indonesia sehingga Suekarno Hatta diberi gelar figure Dwi Tunggal Pimpinan Nasional. 
            Dwi Tunggal hanya bertahan selama sepuluh tahun, terpenggal karena Bung Hatta mengundurkan diri dari jabatan Wakil Presiden akibat perbedaan prinsip mengantarkan Indonesia kedepan.Akhirnya Soekarno juga terkapar, tapi jasanya tetap dikenang sepanjang masa, kemudian lahirlah Orde Baru dibawah pimpinan Suharto yang dijuluki Bapak Pembangunan dan Smilling General. Pada awalnya memang berhasil merubah Wajah Indonesia menjadi macan Asia baik dari segi ekonomi dan meliter yang disegani kawan dan lawan.Selama menjadi Presiden enam kali wakilnya berganti, akhirnya lengser juga digebuk kaum reformis akibat ketepurukan ekonomi, KKN yang meraja lela, Pelanggaran HAM nomor wahid serta membuat peraturan menghukum orang sampai tujuh turunan dan DOM Aceh.
Pemerintahannya dilanjutkan oleh Habibi tekhnorat pro demokrasi, yang memberikan pers berekspresi yang di payungi Undang-undang No. 10 Tahun 1999 dan ditandatanganinya pula Timor-Timur terlepas dari belenggu Integrasi, mempercepat pemilu yang mengantarkan Abd. Rahman Wa hid dan gandengannya Megawati memegang tampuk Negeri yang berlambang Burung Garuda ini.Tetapi karena kebijakannya yang kurang simpatik dan sering berpergian keluar Negeri, Presiden yang suka bicara ceplas-ceplos  ungkapan enteng itu saja kok repot, akhirnya lengser juga setelah setahun berkuasa. Namun ditegangnya keberadaan pers lebih leluasa, karena Departemen yang dulunya jadi corong pemerintah dengan julukan Departemen Hari-hari Omong Kos ong, dihapus dari struktur kabinetnya.
Sisa masa jabatan diteruskan oleh wakilnya yang kemudian diangkat menjadi Presiden yang melahirkan Undang-undang Pemilu Multi Partai, Pilpres dan Pilkada secara langsung.Tetapi sayangnya Megawati yang dijuluki Cut Nyak Mega pamornya turun karena menerapkan Darurat Meliter dalam upaya mengakhiri konflik Aceh, sehingga dalam pemilihan Presiden secara langsung kalah dibuat anak buahnya Susilo Bambang Yudhoyono mantan Jendral yang ganteng itu.Kendati berlatar belakang meliter Presedien SBY takkan marah diisukan macam dan kritik tajam. Salah satu ucapan dan pernyataannya yang pantas diacungi jempol. SBY tidak membungkam pers, baginya kritik dan pemberitaan pers diibaratkan seperti minum obat tiga kali sehari asal disampaikan dalam dosis yang tepat. Tercapainya kesepakatan damai di Aceh memberikan nilai tambah, kendati disisi lain yang belum berubah.
Lalu bagaimana Gaya Pemimpin Lokal antara Ali Kasim dengan Ibnu Hasyim??
berikut ini kita rangkum hasil investigasi, pengamatan dan pengalaman dari kawan dan lawan serta yang pro dan kontra pada kedua sosok pemimpin ini.Persamaan yang paling menonjol adalah keduanya berasal dari Pegawai Negeri Sipil (PNS), keduanya telah melaksanakan Ibadah Haji juga sarjana S.2.. Ali Kasim Insinyur pertanian yang berkiprah dibidang perkoperasian, sedangkan Ibnu Hasyim Sarjana sosial yang ahli keuangan dan pembukuan.Perbedaan paling kentara, Ali Kasim diangkat menjadi Pejabat Bupati oleh Menteri Dalam Negeri atau kebijakan dari Pimpinan Pusat, sedangkan Ibnu Hasyim dipilih oleh rakyat berdasarkan suara terbanyak Pemilihan Langsung Kepala Daerah, kendatipun masuk lewat pintu Golkar beserta beberapa partai pendukungnya.Ali Kasim tim penasehat yang kurang berani memberi nasehat terdiri dari tokoh-tokoh perjuangan Kabupaten yang diketuai oleh Drs.Maat Husin dan anggota-angotanya antara lain II. Abdullah Wira Salihin, H. Yakub MAs, H. Husin Sably, A.K Wijaya, H.Drs.M. Salim Wahab dan H. M. Yusuf Maat dan lainnya.
Sedangkan Ibnu Hasyim mempunyai tim sukses dan tim asistensi yang tidak pernah dipublikasikan secara jelas siapa-siapa saja orangnya. Tim penasehat Ali Kasim maupun tim Asistensi Ibnu Hasyim konon dapat gaji yang dialokasikan dari APBD.Perbedaan-perbedaan berikutnya dikatakan adalah Ali Kasim pria tampan penggemar kesenian, diisukan banyak kenalan dengan wanita-wanita manis sehingga orang-orang yang anti padanya menjuluki Bupati poco-poco.Kendati begitu dimasa Ali Kasim pintu pendopo terbuka dan bebas juga bertemu dengan beliau untuk urusan apa saja. Dia pernah marah bila ajudannya menerapkan aturan protokuler yang kaku serta menghambat orang-orang yang ingin bertemu, dia bagi waktu sehingga tidak ada orang yang kecewa.
Hpnya selalu aktif dan mudah dihubungi oleh siapa saja, dia juga tidak pernah gentar menghadapi terror melalui telepon maupun sms gelap. Cukup akrab dengan wartawan tanpa pandang bulu baik wartawan sungguhan maupun wartawan asal-asalan dan pada masanya ketiban rejeki begitu juga LSM.
Pada masa Ali Kasim pemerintahnya dituding pemerintah korup, tetapi tidak ada kepala dinas masuk bui. Tempramen terkadang bisa tinggi tetapi pemaaf sehingga terkesan beliau ini keturunan raja.Bagaimana pula dengan sosok Ibnu Hasyim ?Beliau ini termasuk pria alim yang taat beribadah, tercatat sebagai anggota tetap Wirid Yasin masyarakat Kutapanjang/Terangun yang berdomisili di Blangkejeren sebagai pemimpin lokal tetapi punya selera tingkat Nasional. Buktinya setelah hampir satu tahun kepemimpinannya berjalan belum pernah bertemu khusus dengan para wartawan, kecuali yang setara dengan Teraman Azzam.Mau bertemu dengan Bapak Ibnu Hasyim juga gampang-gampang susah dengan aturan protokoler yang ketat serta penjagaan berlapis tiga, pertama kita lewati dulu pintu gerbang  dan lapor pada satpam yang sudah siaga, lapor lagi pada pos kedua depan pendopo,  antri sebelum pintu samping dibuka, setelah pintu samping dibuka lapor lagi mau ketemu soal apa dan di daftar dibuku tamu.
Jangan coba-coba terobos anda akan dihardik seorang ajudan, jangankan rakyat biasa Kepala Dinas saja bisa dibentak kalau sedikit saja salah tingkah. Jangan harap cepetan jumpa Bupati kalau beliau sedang serius dengan tamunya, apalagi kalau tamu yang dating kurang disukai maka bersiap-siaplah untuk kecewa.Apabila orang akan menghubungi telpon genggamnya jangan berharap banyak tidak akan dilayani bila nomor anda tidak dikenali. Hebatnya lagi apabila Ali Kasim berseberangan dengan Ketua DPRK lengket kayak perangko. Dalam masa kepemimpinannya Ibnu Hasyim inilah ada mantan kepala dinas masuk penjara, konon akan masuk beberapa orang lagi, sebagai pertanda mulai ditegakkannya supremasi hukum tanpa pandang bulu.
Tekat Ibnu Hasyim untuk memberantas KKN pantas memang dipuji, kendatipun banyak proyek amburadul karena dugaan kasus korupsi. Terlepas dari kelebihan dan kekurangan kedua sosok pemimpin yang kita uraikan ini, terpulang pada pembaca dan masyarakat yang menilainya sehingga kekurangan dapat  diperbaiki dan yang baik it uterus dilanjutkan oleh siapa saja.

 Sumber : http://www.wikimu.com/News/Print.aspx?id=7903

Tidak ada komentar:

Posting Komentar