Beda Gaya Antara Ali Kasim Dengan Ibnu Hasyim Dalam Pemimpin Kabupaten Gayo Lues
Oleh : Syamsuddin Said
Nabi
besar Muhammad SAW dalam salah satu sabdanya mengungkapkan, Diakhir zaman orang
akan berlomba-lomba mencari pemimpin, namun pemimpin hari ini tidak lebih baik
dari pemimpin sebelumnya. Hal tersebut penulis kutip dari sebuah tulisan pendek
dalam Harian Waspada yang mengkritisi kepemimpinan Ibnu Hasyim dan Firdaus
Karim (IFI) dibawah judul, Setahun Kepemimpinan IFI, Gayo Lues Belum
Berubaha.
Tulisan itu mengilhami penulis untuk menganalisa,
mencermati serta mencari perbedaan dan persamaan antara Ir.H. Muhammad Ali
Kasim,MM dengan H. Ibnu Hasyim,S.Sos.MM, dalam memimpin Kabupaten Ga yo Lues.
Kendati Dr .H. Aspino Abusamah,M.Kes juga pernah menjadi pejabat Bupati Gayo
Lues, dalam hitungan bulan tetapi kesan kita baik oleh karena beliau ini setelah
sukses mengantarkan PILKADA, sehingga tidak disinggung banyak dan padanya kita
wajar mengucapkan terima kasih.
Tujuan dari penulisan ini bukanlah bermaksud untuk
menjatuhkan pamor pemimpin sekarang, tetapi dengan niat tulus ingin
mengingatkan dan meluruskan, sebab untuk menyampaikan secara lisan masih belum
waktunya, dalam pepatah Gayo Lues disebutkan Lepas Berulo Taring Berat
Tingkis Ulak Kubide Sesat Ulak Ku Dene.Kenyataan yang tidak bisa dipungkiri bahwa setiap
manusia pasti punya kelemahan, kekurangan dan kesalahan tetapi disatu sisi
setiap orang juga mempunyai kelebihan-kelebihan yang harus kita akui dan pantas
kita teladani. Pepatah mengatakanTempatku Jatuh Lagi Kukenang, Konon Pula
Tempatku Bermanja.Sebelum kita mengulas lebar perbedaan dan
persamaan gaya pemimpin antara Ali Kasim
dengan Ibnu Hasyim sebagai tokoh
pemimpin lokal, marilah kita paparkan sekilas profil tokoh Nasional sebagai
kaca perbandingan.
Ir. Suekarno adalah orator ulung, kalau dia pidato
tanpa teks dalam Bahasa Indonesia maupun Bahasa Inggris yang disiarkan lewat
radio, kita bisa terpukau dan tak bosan mendengarkannya. Bersama Bung Hatta,
Suekarno memproklamirkan Kemerdekaan Indonesia sehingga Suekarno Hatta diberi
gelar figure Dwi Tunggal Pimpinan Nasional.
Dwi Tunggal hanya bertahan selama sepuluh tahun, terpenggal karena Bung Hatta
mengundurkan diri dari jabatan Wakil Presiden akibat perbedaan prinsip
mengantarkan Indonesia kedepan.Akhirnya Soekarno juga terkapar, tapi jasanya tetap
dikenang sepanjang masa, kemudian lahirlah Orde Baru dibawah pimpinan Suharto
yang dijuluki Bapak Pembangunan dan Smilling General. Pada awalnya memang
berhasil merubah Wajah Indonesia menjadi macan Asia baik dari segi ekonomi dan
meliter yang disegani kawan dan lawan.Selama menjadi Presiden enam kali wakilnya berganti,
akhirnya lengser juga digebuk kaum reformis akibat ketepurukan ekonomi, KKN
yang meraja lela, Pelanggaran HAM nomor wahid serta membuat peraturan menghukum
orang sampai tujuh turunan dan DOM Aceh.
Pemerintahannya dilanjutkan oleh Habibi tekhnorat pro
demokrasi, yang memberikan pers berekspresi yang di payungi Undang-undang No.
10 Tahun 1999 dan ditandatanganinya pula Timor-Timur terlepas dari belenggu
Integrasi, mempercepat pemilu yang mengantarkan Abd. Rahman Wa hid dan
gandengannya Megawati memegang tampuk Negeri yang berlambang Burung Garuda ini.Tetapi karena kebijakannya yang kurang simpatik dan
sering berpergian keluar Negeri, Presiden yang suka bicara ceplas-ceplos
ungkapan enteng itu saja kok repot, akhirnya lengser
juga setelah setahun berkuasa. Namun ditegangnya keberadaan pers lebih leluasa,
karena Departemen yang dulunya jadi corong pemerintah dengan julukan Departemen
Hari-hari Omong Kos ong, dihapus dari struktur kabinetnya.
Sisa masa jabatan diteruskan oleh wakilnya yang
kemudian diangkat menjadi Presiden yang melahirkan Undang-undang Pemilu Multi
Partai, Pilpres dan Pilkada secara langsung.Tetapi sayangnya Megawati yang dijuluki Cut Nyak Mega
pamornya turun karena menerapkan Darurat
Meliter dalam upaya mengakhiri konflik Aceh, sehingga dalam pemilihan
Presiden secara langsung kalah dibuat anak buahnya Susilo Bambang Yudhoyono
mantan Jendral yang ganteng itu.Kendati berlatar belakang meliter Presedien SBY takkan
marah diisukan macam dan kritik tajam. Salah satu ucapan dan pernyataannya yang
pantas diacungi jempol. SBY tidak membungkam pers, baginya kritik dan
pemberitaan pers diibaratkan seperti minum obat tiga kali sehari asal
disampaikan dalam dosis yang tepat. Tercapainya kesepakatan damai di Aceh
memberikan nilai tambah, kendati disisi lain yang belum berubah.
Lalu bagaimana Gaya Pemimpin Lokal antara Ali Kasim
dengan Ibnu Hasyim??
berikut ini kita rangkum hasil investigasi, pengamatan dan pengalaman dari
kawan dan lawan serta yang pro dan kontra pada kedua sosok pemimpin ini.Persamaan yang paling menonjol adalah keduanya berasal
dari Pegawai Negeri Sipil (PNS), keduanya telah melaksanakan Ibadah Haji juga
sarjana S.2.. Ali Kasim Insinyur pertanian yang berkiprah dibidang perkoperasian,
sedangkan Ibnu Hasyim Sarjana sosial yang ahli keuangan dan pembukuan.Perbedaan paling kentara, Ali Kasim diangkat menjadi
Pejabat Bupati oleh Menteri Dalam Negeri atau kebijakan dari Pimpinan Pusat,
sedangkan Ibnu Hasyim dipilih oleh rakyat berdasarkan suara terbanyak Pemilihan
Langsung Kepala Daerah, kendatipun masuk lewat pintu Golkar beserta beberapa
partai pendukungnya.Ali Kasim tim penasehat yang kurang berani memberi
nasehat terdiri dari tokoh-tokoh perjuangan Kabupaten yang diketuai oleh Drs.Maat
Husin dan anggota-angotanya antara lain II. Abdullah Wira Salihin, H. Yakub
MAs, H. Husin Sably, A.K Wijaya, H.Drs.M. Salim Wahab dan H. M. Yusuf Maat dan
lainnya.
Sedangkan Ibnu Hasyim mempunyai tim sukses dan tim
asistensi yang tidak pernah dipublikasikan secara jelas siapa-siapa saja orangnya.
Tim penasehat Ali Kasim maupun tim Asistensi Ibnu Hasyim konon dapat gaji yang
dialokasikan dari APBD.Perbedaan-perbedaan berikutnya dikatakan adalah Ali
Kasim pria tampan penggemar kesenian, diisukan banyak kenalan dengan wanita-wanita
manis sehingga orang-orang yang anti padanya menjuluki Bupati poco-poco.Kendati begitu dimasa Ali Kasim pintu pendopo terbuka
dan bebas juga bertemu dengan beliau untuk urusan apa saja. Dia pernah marah
bila ajudannya menerapkan aturan protokuler yang kaku serta menghambat orang-orang
yang ingin bertemu, dia bagi waktu sehingga tidak ada orang yang kecewa.
Hpnya selalu aktif dan mudah dihubungi oleh siapa
saja, dia juga tidak pernah gentar menghadapi terror melalui telepon maupun sms
gelap. Cukup akrab dengan wartawan tanpa pandang bulu baik wartawan sungguhan
maupun wartawan asal-asalan dan pada masanya ketiban rejeki begitu juga LSM.
Pada masa Ali Kasim pemerintahnya dituding pemerintah
korup, tetapi tidak ada kepala dinas masuk bui. Tempramen terkadang bisa tinggi
tetapi pemaaf sehingga terkesan beliau ini keturunan raja.Bagaimana pula dengan sosok Ibnu Hasyim ?Beliau ini termasuk pria alim yang taat beribadah, tercatat
sebagai anggota tetap Wirid Yasin masyarakat Kutapanjang/Terangun yang
berdomisili di Blangkejeren sebagai pemimpin lokal tetapi punya selera tingkat
Nasional. Buktinya setelah hampir satu tahun kepemimpinannya berjalan belum
pernah bertemu khusus dengan para wartawan, kecuali yang setara dengan Teraman
Azzam.Mau bertemu dengan Bapak Ibnu Hasyim juga
gampang-gampang susah dengan aturan protokoler yang ketat serta penjagaan
berlapis tiga, pertama kita lewati dulu pintu gerbang dan lapor pada
satpam yang sudah siaga, lapor lagi pada pos kedua depan pendopo, antri
sebelum pintu samping dibuka, setelah pintu samping dibuka lapor lagi mau
ketemu soal apa dan di daftar dibuku tamu.
Jangan coba-coba terobos anda akan dihardik seorang
ajudan, jangankan rakyat biasa Kepala Dinas saja bisa dibentak kalau sedikit
saja salah tingkah. Jangan harap cepetan jumpa Bupati kalau beliau sedang
serius dengan tamunya, apalagi kalau tamu yang dating kurang disukai maka
bersiap-siaplah untuk kecewa.Apabila orang akan menghubungi telpon genggamnya
jangan berharap banyak tidak akan dilayani bila nomor anda tidak dikenali.
Hebatnya lagi apabila Ali Kasim berseberangan dengan Ketua DPRK lengket kayak
perangko. Dalam masa kepemimpinannya Ibnu Hasyim inilah ada mantan kepala dinas
masuk penjara, konon akan masuk beberapa orang lagi, sebagai pertanda mulai
ditegakkannya supremasi hukum tanpa pandang bulu.
Tekat Ibnu Hasyim untuk memberantas KKN pantas memang
dipuji, kendatipun banyak proyek amburadul karena dugaan kasus korupsi.
Terlepas dari kelebihan dan kekurangan kedua sosok pemimpin yang kita uraikan
ini, terpulang pada pembaca dan masyarakat yang menilainya sehingga kekurangan
dapat diperbaiki dan yang baik it uterus dilanjutkan oleh siapa saja.
Sumber : http://www.wikimu.com/News/Print.aspx?id=7903
Tidak ada komentar:
Posting Komentar