Sepenggal Kisah Gelas Pecah
Minggu, 22 januari 2012
Malam itu mau ngeteh, pas mau
nyuci gelas, gelasnya kesenggol tangan, trus gelasnya
pecah. Ya udah,. akhirnya aku ganti dengan gelas yang baru.apa yang terjadi dibalik pecahnya gelas tadi, perasaan tidak enak selalu
menyelimuti pikiranku. aku khawatir terjadi apa apa dengan ''sahabatku''
El-syifa Latania. kenapa aku katakan seperti itu, karena
hanya Dia yang ada dalam pikiranku Ketika gelas
itu pecah.
kmudian, aku coba sms dia tapi dia baik saja. trus pikirku Apa yang
terjadi..?? dan trus coba hubungi Dia
melalui Telpon tpi malah gx ada suara, katanya Hanphone nya sedang bermasalah dengan speaker. pikiranku terus
tidak enak tapi ya udahlah pikirku, abaikan saja.malam harinya aku coba telpon dia lagi tpi usahaku masih saja gagal,
dengan alasan hanphonenya blum bagus juga, ya udahlah, pikirku. tapi kalau sms
an lancar, seperti gak ada masalah diantara kami berdua, dan pikiran ku mulai
membaik sedikit,. keesokan harinya kami udh janjian mau telponan, y udah aku
telpon lagilah, aku bilang kalau perasaanku tidak enak. dia bilang, '' Maaf
Bang'' aku kemaren berbohong sama abang. Nah, pikiranku mulai galau, trus dia
cerita sama aku, kalau dia kemarin diajak ketemuan sama temen laki-laki ku,
yang sedang kuliah di jakarta juga, sebelumnya dia bilang belum pernah berbuat
seperti itu, tapi dia juga masih menyimpan rasa penasaran sama laki2 itu yang
baru saja dikenalnya, yaaach memang sih aku juga baru kenal sama dia dijakarta
kemarin, ketika ada Penampilan kesenian Gayo "Saman Sara Ingi" di
Taman Mini Indonesia Indah.
sejak saat itu sepertiinya aku memanng sudah
menyimpan Rasa Padanya, Akhirnya Sejak itu sampai sekarang yang baru beberapa
hari kami Terlihat Akrab, dan Aku langsung Bilang ke ORANG Tua ku, Bolehkan Aku
Dekat dengan Dia, Tanpa banyak Basa basi Orang Tuaku pun Bilang Stuju, atas dasar
apa aku juga tidak tau, sebab Dia "El-syifa
Latania" nama Pena nya itu masih termasuk Saudara dari Ayah dan Ibuku. Aku
juga Menyuruh dia untuk mengatakan Hal ini Kepada Ibu - Bapak nya, yang bisanya
Aku memanggil Mereka " Makyu, dan Paman ", dan Mereka Juga Mengatakan
hal yang sama seperti Ayah Ibu ku. Yaaach, tinggal nunggu keputusan dari
El-syifa Latania dan aku lagi sekarang ‘’ Menunggu Waktuya ’’. Untuk Keputusannya
belum bisa kita Simpulkan, Karena Kita Belum Mendapatkan Jawaban dari Sholad
Istiqarah, karena pilihan yang paling
tepat adalah ketika kita sholad Istiqarah dengan khusyuk. Ngomong ngomong tentang gelas pecah, beberapa bulan lalu, tutor
management skill ku pernah bertutur tentang kisah gelas pecah.
Ceritanya begini.Sore itu Adi (sebut saja namanya begitu) sedang bermain di halaman
rumahnya yang luas, ibunda tercinta memanggilnya untuk minum susu hangat. Adi
berenti sejenak menghampiri ibunya dan minum susu yang sudah dibikin oleh
ibunya itu. Karena belum habis dan ibunya sudah masuk kembali ke rumah, adi
menyimpan gelas berisi susunya yang belum habis di depan pintu dan main lagi.Sejurus kemudian ayahnya Adi pun pulang dari kantor, capek, lelah,
pusing membuatnya tak menyadari ada gelas susu-nya Adi di depan pintu dan
“prak, gelasnya ketendang tak sengaja oleh kaki ayahnya, gelasnya pecah,
susunya tumpah kemana mana. Dan ayahpun marah “siapa ini yang sembarangan naroh
gelas susu di depan pintu ?”…adi takut dimarahin, untung Ibu cepat keluar
menenangkan suasana.Hari minggu, ayah libur, pagi pagi baca Koran di teras rumah duduk
santai di tangga depan pintu, sambil ngopi panas yang masih ngepul ngepul. Lagi
enak ngopi telepon rumah berdering, ayah bangkit ngangkat telepon. Adi lari
lari dari dalam rumah mau keluar untuk main bareng temannya. “prak” gelas kopi
ayah tak sengaja ketendang kakinya adi, gelasnya pecah, kopinya tumpah…dan lagi
lagi ayah marah,…..dan lagi lagi ibu cepat datang menghampiri dan membereskan
suasana.
Pastinya adi bingung deh. Kemaren maren ayah nendang gelas susunya Adi
yang ditaroh di depan pintu, ayah marah marah. Hari ini giliran Adi yang
nendang gelas kopi Ayah yang juga di depan pintu, eeeeee Adi kena marah juga.
Gimana sih ini ?Sadar atau tidak kadang kadang yang kita hadapi sehari hari jauh lebih
parah dari yang menimpa Adi. Cerita kecil itu menggambarkan betapa rasa Adil
itu pun kadang kadang tak kita temukan dari lingkungan terkecil sekalipun.
Ketika pemegang kekuasaan dianggap atau mengganggap dirinya yang paling benar.Bagaimanapun sebagaimana pesannya khalifah Ali bin Abi Thalib, bahwa ;
“segenggam kekuasaan itu jauh lebih efektif dibandingkan dengan sekerangjang
kekuasaan”.
Kekuasaan yang jatuh ditangan orang yang tidak mampu memegang amanah
akan seperti pedang tajam yang dipegang oleh anak kecil belum cukup umur.
Sangat membahayakan bagi diri-nya dan orang lain. Tindakannya hanya di dasarkan
rasa suka dan tidak suka tanpa nalar bahkan tanpa menyadari betapa berbahayanya
pedang tajam yang sedang dipegangnya.Ketika kita merasakan semakin meratanya ketidak adilan di negeri ini,
jangan jangan dia yang menjadi “SANG AYAH” bagi negara ini bertingkah laku
seperti Ayahnya-Adi ?.
Semiga dapat bermanfaat bagi saya sendiri, dan kepada pembaca blog saya ini..
ini murni ceman ceman, asli apa adanya..
hehe
heeemmmmmm.... :)
BalasHapusandai waktu bisa d putar ulang, aku ingin kembali ke masa awal kita bertemu....
tapi itu hanyalh harapn yg mustahil akan dikabulkan.....
tp aku berharap, suatu saat Allah akn memberikan pertemuan yg lbh indah kpd kita, terindah dn teristimewa, jauh lbh indah dr sebelmnya... itu harapanku.
Aamiin.........
Semoga Allah Memberikan yg terbaik Kepada kita,, Aamiin...
BalasHapus