Sabtu, 28 Januari 2012

Sepenggal Kisah Gelas Pecah


Minggu, 22 januari 2012
Malam itu mau ngeteh, pas mau nyuci gelas, gelasnya kesenggol tangan, trus gelasnya pecah. Ya udah,. akhirnya aku ganti dengan gelas yang baru.apa yang terjadi dibalik pecahnya gelas tadi, perasaan tidak enak selalu menyelimuti pikiranku. aku khawatir terjadi apa apa dengan ''sahabatku'' El-syifa Latania. kenapa aku katakan seperti itu, karena hanya Dia yang ada dalam pikiranku Ketika gelas itu pecah.
kmudian, aku coba sms dia tapi dia baik saja. trus pikirku Apa yang terjadi..?? dan trus coba hubungi Dia melalui Telpon tpi malah gx ada suara, katanya Hanphone nya sedang bermasalah dengan speaker. pikiranku terus tidak enak tapi ya udahlah pikirku, abaikan saja.malam harinya aku coba telpon dia lagi tpi usahaku masih saja gagal, dengan alasan hanphonenya blum bagus juga, ya udahlah, pikirku. tapi kalau sms an lancar, seperti gak ada masalah diantara kami berdua, dan pikiran ku mulai membaik sedikit,. keesokan harinya kami udh janjian mau telponan, y udah aku telpon lagilah, aku bilang kalau perasaanku tidak enak. dia bilang, '' Maaf Bang'' aku kemaren berbohong sama abang. Nah, pikiranku mulai galau, trus dia cerita sama aku, kalau dia kemarin diajak ketemuan sama temen laki-laki ku, yang sedang kuliah di jakarta juga, sebelumnya dia bilang belum pernah berbuat seperti itu, tapi dia juga masih menyimpan rasa penasaran sama laki2 itu yang baru saja dikenalnya, yaaach memang sih aku juga baru kenal sama dia dijakarta kemarin, ketika ada Penampilan kesenian Gayo "Saman Sara Ingi" di Taman Mini Indonesia Indah.
sejak saat itu sepertiinya aku memanng sudah menyimpan Rasa Padanya, Akhirnya Sejak itu sampai sekarang yang baru beberapa hari kami Terlihat Akrab, dan Aku langsung Bilang ke ORANG Tua ku, Bolehkan Aku Dekat dengan Dia, Tanpa banyak Basa basi Orang Tuaku pun Bilang Stuju, atas dasar apa aku juga tidak tau, sebab Dia "El-syifa Latania" nama Pena nya itu masih termasuk Saudara dari Ayah dan Ibuku. Aku juga Menyuruh dia untuk mengatakan Hal ini Kepada Ibu - Bapak nya, yang bisanya Aku memanggil Mereka " Makyu, dan Paman ", dan Mereka Juga Mengatakan hal yang sama seperti Ayah Ibu ku. Yaaach, tinggal nunggu keputusan dari El-syifa Latania dan aku lagi sekarang ‘’ Menunggu Waktuya ’’. Untuk Keputusannya belum bisa kita Simpulkan, Karena Kita Belum Mendapatkan Jawaban dari Sholad Istiqarah, karena pilihan yang paling tepat adalah ketika kita sholad Istiqarah dengan khusyuk. Ngomong ngomong tentang gelas pecah, beberapa bulan lalu, tutor management skill ku pernah bertutur tentang kisah gelas pecah.
Ceritanya begini.Sore itu Adi (sebut saja namanya begitu) sedang bermain di halaman rumahnya yang luas, ibunda tercinta memanggilnya untuk minum susu hangat. Adi berenti sejenak menghampiri ibunya dan minum susu yang sudah dibikin oleh ibunya itu. Karena belum habis dan ibunya sudah masuk kembali ke rumah, adi menyimpan gelas berisi susunya yang belum habis di depan pintu dan main lagi.Sejurus kemudian ayahnya Adi pun pulang dari kantor, capek, lelah, pusing membuatnya tak menyadari ada gelas susu-nya Adi di depan pintu dan “prak, gelasnya ketendang tak sengaja oleh kaki ayahnya, gelasnya pecah, susunya tumpah kemana mana. Dan ayahpun marah “siapa ini yang sembarangan naroh gelas susu di depan pintu ?”…adi takut dimarahin, untung Ibu cepat keluar menenangkan suasana.Hari minggu, ayah libur, pagi pagi baca Koran di teras rumah duduk santai di tangga depan pintu, sambil ngopi panas yang masih ngepul ngepul. Lagi enak ngopi telepon rumah berdering, ayah bangkit ngangkat telepon. Adi lari lari dari dalam rumah mau keluar untuk main bareng temannya. “prak” gelas kopi ayah tak sengaja ketendang kakinya adi, gelasnya pecah, kopinya tumpah…dan lagi lagi ayah marah,…..dan lagi lagi ibu cepat datang menghampiri dan membereskan suasana.
Pastinya adi bingung deh. Kemaren maren ayah nendang gelas susunya Adi yang ditaroh di depan pintu, ayah marah marah. Hari ini giliran Adi yang nendang gelas kopi Ayah yang juga di depan pintu, eeeeee Adi kena marah juga. Gimana sih ini ?Sadar atau tidak kadang kadang yang kita hadapi sehari hari jauh lebih parah dari yang menimpa Adi. Cerita kecil itu menggambarkan betapa rasa Adil itu pun kadang kadang tak kita temukan dari lingkungan terkecil sekalipun. Ketika pemegang kekuasaan dianggap atau mengganggap dirinya yang paling benar.Bagaimanapun sebagaimana pesannya khalifah Ali bin Abi Thalib, bahwa ;
“segenggam kekuasaan itu jauh lebih efektif dibandingkan dengan sekerangjang kekuasaan”.
Kekuasaan yang jatuh ditangan orang yang tidak mampu memegang amanah akan seperti pedang tajam yang dipegang oleh anak kecil belum cukup umur. Sangat membahayakan bagi diri-nya dan orang lain. Tindakannya hanya di dasarkan rasa suka dan tidak suka tanpa nalar bahkan tanpa menyadari betapa berbahayanya pedang tajam yang sedang dipegangnya.Ketika kita merasakan semakin meratanya ketidak adilan di negeri ini, jangan jangan dia yang menjadi “SANG AYAH” bagi negara ini bertingkah laku seperti Ayahnya-Adi ?.

Semiga dapat bermanfaat bagi saya sendiri, dan kepada pembaca blog saya ini.. ini murni ceman ceman, asli apa adanya..  hehe





2 komentar:

  1. heeemmmmmm.... :)
    andai waktu bisa d putar ulang, aku ingin kembali ke masa awal kita bertemu....
    tapi itu hanyalh harapn yg mustahil akan dikabulkan.....
    tp aku berharap, suatu saat Allah akn memberikan pertemuan yg lbh indah kpd kita, terindah dn teristimewa, jauh lbh indah dr sebelmnya... itu harapanku.
    Aamiin.........

    BalasHapus
  2. Semoga Allah Memberikan yg terbaik Kepada kita,, Aamiin...

    BalasHapus