Betapa sulitnya manusia bersyukur atas nafas yang masih berhembus di badan. Namun betapa mudahnya manusia mengeluh hanya karena kakinya menginjak kotoran
Senin, 29 November 2010
KELUAR CONGEK JIKA DEMAM
Asuhan:
Dr. Waldi Nurhamzah, Sp.A
Alamatkan surat
(lengkap dengan fotokopi KTP)
ke Redaksi NOVA,
Tuliskan "Rubrik Tanya Jawab Anak"
pada amplop.
Dokter Waldi yang terhormat,
Saya mempunyai anak lelaki berusia 4 tahun, berat badan waktu lahir 3,4 kg, panjang 47 cm, dan lahir normal. Di usia 7 bulan, anak saya mengalami gangguan telinga. Jika suhu badannya naik, telinganya mengeluarkan cairan semacam congek. Ibu saya sudah membawanya ke dokter, dan dokter tersebut memberi obat tetes.
Selama pengobatan, memang cairan itu berhenti dan mengering, tetapi jika habis obatnya dan dia demam/sakit, cairan itu muncul kembali.
Terus terang, saya bingung dan khawatir, Dok. Apa sebetulnya penyebab semua itu? Saya merasa malu dan sedih kalau ada tetangga atau anak sebayanya mengolok-olok. Upaya apa lagi yang harus saya lakukan? Bagaimana cara penyembuhannya? Saya takut penyakit ini bawaan dari lahir. Mohon Dokter sudi menjawab semua pertanyaan serta membalas melalui surat saja.
Ny. Dewi - U.A.E
Ibu Dewi di Timur Tengah,
Jauh nian berada. Memang NOVA sampai sini juga, ya? Atau Ibu baca di internet? Bagaimana kabar perang di dekat ibu? Kedengaran suara bomnya? Sayang tak mungkin saya membalasnya lewat surat langsung. Bukan lantaran kekurangan perangko (yang memang mahal), atau takut bom, tetapi bukan kelaziman saya membalas surat tanpa lewat NOVA.
Tidak jelas apakah ibu Anda tinggal di Indonesia atau bersama Anda. Kenapa tidak beliau tanyakan kepada dokter yang merawat cucunya akan telinganya ini? Gangguan komunikasikah (bahasa) yang membuat semuanya tidak jelas? Di negeri Indonesia, walaupun tidak ada gangguan berbahasa, masih ada (banyak?) orang tua yang tidak pernah mengerti apa penyakit anaknya, kok.
Penyakit telinga yang mengeluarkan cairan berwarna putih kekuningan mirip ingus itu biasanya dikenal sebagai otitis media. Di Barat, sering keadaan ini dikenal sebagai glue ear. Bagi pembaca yang senang berkelana di dunia maya (internet), silakan
gunakan kata kunci glue ear itu untuk mendapat informasi tambahan selain yang saya sampaikan ini.
Cerita pendek di bawah ini mungkin bisa menambah informasi. Telinga dibagi atas tiga ruang, yakni ruang telinga luar, telinga tengah dan telinga dalam. Batas antara ruang telinga luar dan tengah adalah gendang telinga. Ruang telinga tengah berisi
beberapa tulang super-mini yang meneruskan getaran yang diperoleh gendang telinga ke sistem sensor yang terdapat di telinga dalam. Ruang ini juga berhubungan dengan bagian belakang hidung/mulut kita lewat suatu terowongan kecil. Salah satu fungsi terowongan ini adalah sebagai penghubung udara antara rongga telinga tengah
dan dunia luar (lewat hidung).
Pilek biasanya bisa menjadi awal mula masalah. Peradangan (apapun sebabnya, infeksi atau alergi) di hidung, bila menjalar sampai ke belakang, akan mencapai terowongan tadi. Terjadi proses di telinga tengah sebagai lanjutannya dan akhirnya menumpuklah cairan yang bisa mengandung kuman di telinga tengah tersebut.
Cairan yang menumpuk dan tak bisa mengalir ini akan mendorong gendang telinga. Pada saat ini, anak akan panas tinggi dan merasakan sakit pada telinganya. Karena tekanan yang makin besar, akhirnya cairan tersebut menjebol gendang telinga, dan keluar dari liang telinga. Anak merasa lega, panas turun, tetapi sayangnya masalah belum beres.
Upaya penanganannya ada beberapa macam. Yang paling baik tentu saja jangan sampai terowongan itu bermasalah, atau lebih konkrit lagi, jangan sampai hidungnya bermasalah. Tapi bagaimana mencegah anak agar tidak pilek? Kan, tak mungkin juga? Untungnya, tak semua anak pilek akan membawa masalah ke terowongan tersebut. Namun, andaikata terowongan tersebut jadi korban, bagaimana agar telinga tengah tidak ketularan? Ini juga sulit mengantisipasinya. Maka, kalau toh telinga tengah tersambar juga, maka jangan sampai terjadi cairan yang menjebol gendang telinganya.
Gendang telinga yang robek akan sulit pulih seperti sediakala, sama halnya seperti baju kita yang robek. Tapi baju yang kita gunting dengan baik tentu akan mudah menutupnya. Demikian juga dengan nasib gendang itu. Cara yang paling baik
adalah menusuk gendang telinga itu dengan alat khusus, sehingga bila proses peradangan itu telah membaik, maka gendang telinga dapat pulih tertutup sebagai semula.
Perbaikan untuk rongga telinga tengah yang meradang ada beberapa langkah. Liang telinga harus dibersihkan dulu dengan cairan tertentu agar bebas dari nanah atau cairan kotor yang menggenanginya. Kalau dokter tidak punya alat untuk mengisap cairan tersebut, dokter bisanya menyarankan untuk menggunakan
larutan H2O2 3 persen. Sayangnya, larutan ini tidak bisa disimpan lama. Ia akan menjadi air biasa (H2O) bila kelamaan disimpan. Liang dicuci berkali-kali dengan larutan ini, dan kotoran akan terangkut keluar melalui busa-busa gas yang terjadi tatkala cairan ini bersentuhan dengan kotoran-kotoran tersebut. Setelah dianggap bersih, barulah tetesan antibiotika diberikan ke dalam liang telinga. Hal ini dilakukan beberapa kali sehari selama 5 - 7 hari. Kadangkala juga ditambahkan obat yang harus ditelan untuk melegakan terowongan dan menurunkan panas.
Robekan yang bagus di gendang telinga akan menutup dengan baik beberapa hari kemudian, tetapi robekan yang jelek (akibat jebol tanpa rencana) biasanya akan meninggalkan lubang (perforasi) yang tidak dapat menutup. Lubang model begini dapat membuat masalah di kemudian hari, karena cairan dari luar (saat
berenang, mandi, kecemplung kolam) akan dapat mencapai ruang telinga-tengah tanpa halangan. Bisa jadi perlu gendang buatan untuk menambalnya kelak.
Bagi anak yang memang sering mengeluarkan cairan begituan, dokter adakalanya terpaksa harus memasang lubang khusus sementara di gendang telinganya, untuk setelah beberapa waktu akan dicopot kembali. Pada sebagian besar kasus dalam waktu beberapa tahun, otitis media ini akan mereda dengan sendirinya, tetapi ada
pula yang menahun dan menimbulkan komplikasi (termasuk ketulian). Usia empat tahun tentunya tidak terlalu sulit bagi dokter untuk melongok liang dan mengamati gendang telinganya. Kalau memang gendang telinganya meradang dan mencembung, tiba saatnya untuk melubanginya agar cairan bisa terbebaskan dengan baik, bisa dengan irisan atau memasang lubang khusus.
Tidak semua dokter punya alat untuk melongok liang telinganya dengan jelas, atau memiliki alat pelubang untuk gendang telinga. Namun, saya yakin setiap dokter telinga memilikinya. Kalau berkali-kali terjadi di telinga yang sama, sangat mungkin perawatan menjadi lebih sulit sebab dapat timbul hal-hal yang mengganggu tumbuh kembangnya kelak, seperti gangguan pendengaran atau bahkan perluasan penyakit ke tempat lainnya.
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar